Keluarga Pasien Aniaya Perawat Puskesmas di Luwu Berbuntut Panjang

Keluarga Pasien Aniaya Perawat Puskesmas di Luwu Berbuntut Panjang

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Senin, 28 Agu 2023 09:40 WIB
Perawat di Luwu, Sulsel dikeroyok keluarga pasien.
Foto: Perawat di Luwu, Sulsel dikeroyok keluarga pasien. (Dok. Istimewa/Tangkapan Layar)
Luwu -

Aksi keluarga pasien menganiaya perawat bernama Arpah Asrul di Puskesmas Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) berbuntut panjang. Korban melaporkan kasus yang dialaminya ke polisi.

Penganiayaan itu bermula saat pasien korban kecelakaan lalu lintas dirujuk ke Puskesmas Bua, Kelurahan Sakti, Kecamatan Bua, pada Sabtu (26/8) sekitar pukul 17.00 Wita. Saat itu keluarga pasien memaksa untuk masuk ke ruangan namun dihalau oleh Arpah.

"Laporannya sudah masuk jam 12 malam kemarin. Sementara kami melakukan penyelidikan, beberapa saksi juga kami sudah panggil untuk dimintai keterangan," kata Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Muh Saleh kepada detikSulsel, Minggu (27/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga pasien yang tidak terima dihalangi langsung menganiaya korban hingga ke jalanan di luar puskesmas. Akibatnya, korban mengalami luka-luka sehingga melaporkan kejadian itu ke polisi.

Saleh mengatakan hingga kini pelaku dalam kasus penganiayaan ini belum diketahui jumlahnya. Namun berdasarkan informasi korban, pihaknya telah melacak 2 orang yang diduga sebagai pelaku.

ADVERTISEMENT

"Belum ditau berapa yang keroyok. Tapi sudah ada 2 orang kita lacak atas informasi korban. Nanti kami sampaikan lebih lanjut," ucapnya.

Kepala Puskesmas Sesalkan Tindakan Keluarga Pasien

Sementara itu, Kepala Puskesmas (Kapus) Bua Bambang Irawan menyesalkan adanya tindakan pengeroyokan yang dilakukan pihak keluarga pasien kepada perawatnya. Dia menilai apa yang dilakukan oleh perawatnya sudah sesuai prosedur.

"Anggota saya ini sudah baik-baik dan santun juga bahasanya, minta keluarga menunggu di luar ruangan sedang ada penanganan medis ke pasien," kata Kepala Puskesmas Bua Bambang Irawan kepada detikSulsel, Minggu (27/8).

Bambang mengungkapkan, saat itu situasi ruangan sudah tidak kondusif karena dipenuhi oleh keluarga pasien. Tenaga medis pun kerepotan, jadi korban meminta keluarga pasien untuk keluar.

"Keluarga pasien semua mau masuk ruangan, itu sudah penuh sesak, tenaga medis mulai kerepotan. Makanya korban ini menyuruh untuk tunggu di luar, tapi malah terjadi seperti itu. Ada luka lebam di wajah, sementara masih divisum," ungkapnya.

Dia menyayangkan tindakan keluarga pasien terhadap perawat yang sedang bertugas. Apalagi aturan menjenguk pasien saat diberi pertolongan pertama itu tidak diperbolehkan.

"Harusnya keluarga pasien mengerti itu, makanya kami sangat sayangkan hal ini terjadi. Aturannya memang seperti itu, karena kami punya tanggung jawab atas kenyamanan dan keselamatan pasien," ucapnya.




(hsr/hsr)

Hide Ads