Teror Suara Kaki di Atap Rumah Dosen UIN Solo Sebelum Dibunuh Kuli Bangunan

Berita Nasional

Teror Suara Kaki di Atap Rumah Dosen UIN Solo Sebelum Dibunuh Kuli Bangunan

Tim detikBali - detikSulsel
Minggu, 27 Agu 2023 12:01 WIB
Fatin Nabila Fitri (22) dan Prof. Moh Hasil Tamzil ayah kandung dosen UIN Solo seusai prosesi pemakaman di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Sabtu (26/8/2023). (Ahmad Viqi/detikBali)
Foto: Fatin Nabila Fitri (22) dan Prof. Moh Hasil Tamzil ayah kandung dosen UIN Solo seusai prosesi pemakaman di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Sabtu (26/8/2023). (Ahmad Viqi/detikBali)
Mataram -

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34) dibunuh kuli bangunan berinisial DF (23). Keluarga mengungkap sempat mendengar suara langkah kaki di atas atap rumah korban sebelum pembunuhan terjadi.

Dilansir dari detikBali, adik kandung Wahyu Dian Silviani, Fatin Nabila Fitri (22) menuturkan peristiwa itu terjadi di Perumahan Graha Sejahtera, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/8). Saat itu dirinya menginap di rumah kakaknya pada 3 Agustus 2023.

"Kami waktu itu dengar suara langkah kaki di atas genting. Saya nggak ngerti bahannya apa, kalau diinjak kaki itu kedengaran," kata Nabila, Sabtu (26/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nabila awalnya tertidur setelah Isya. Dia kemudian bangun untuk membersihkan wajah pada pukul 03.00 WIB.

"Pas saya bangun itu pas sekali itu. Ada suara langkah kaki manusia di atas genting. Langkah itu mendekat ke arah kami di atas plafon kamar mandi yang bisa dibuka itu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Nabila mengaku ketakutan sampai sempat tidak bisa bergerak. Dia khawatir terjadi sesuatu karena teror suara langkah kaki di atas genting rumah kakaknya.

"Saya nggak berani bergerak. Saya takut terjadi apa-apa," tambah Nabila.

Setelah itu Nabila langsung membangunkan kakaknya sembari memutar musik. Nabila menuturkan kondisi rumah saat itu sedang direnovasi DF bersama tiga tukang lainnya.

"Saya pura-pura batuk dan setel lagu. Saya mikir itu hanya pencuri. Kakak saya was-was cari pisau. Saya cari cutter karena takut. Karena kami berdua di rumah itu," bebernya.

"Saya ketiduran. Kakak saya bangunin saya lagi karena dia itu dengar suara kaki lagi. Sampai subuh itu hilang suara itu," tambah Nabila.

Pada 13 Agustus, Nabila pergi ke Yogyakarta meninggalkan Dian sendiri. Semua barang-barang milik Nabila dan Dian dititipkan ke kerabat di perumahan di pusat Kota Solo.

"Karena kejadian itu saya amankan laptop saya. Kami rasa itu pencuri. Kami amankan semua yang ada di rumah itu," katanya.

Setelah kembali dari Jogja ke Solo, Nabila dan Dian kembali mendengar suara kaki di atas genting sebelum 17 Agustus 2023. "Tapi pas itu kurang jelas suaranya," ujarnya.

Keluarga Korban Bantah Pengakuan Pelaku

Polisi menangkap DF usai membunuh korban pada Rabu (23/8) malam. Belakangan, korban ditemukan tewas di dalam rumah di Perumahan Graha Sejahtera, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/8).

DF mengaku sakit hati usai ditegur korban soal pekerjaannya pada Senin (21/8). Namun keluarga korban membantah tudingan pelaku.

Nabila berdalih kakaknya saat itu sedang berada di kampus mengikuti kegiatan lembaga sejak pagi hingga malam. Hal ini setelah dirinya berkomunikasi dengan kakaknya pada Senin (21/8).

"Jadi pelaku ini fitnah kalau dia bilang ditegur hari Senin (21/8). Kakak saya ada kegiatan di kampus," ungkap Nabila.

Diketahui, jasad koban dimakamkan di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (26/8). Seluruh keluarga serta kerabat hadir di pemakaman.




(sar/ata)

Hide Ads