Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menebar teror menjelang HUT Kemerdekaan ke-78 RI di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Mereka menyerang anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) hingga aparat TNI.
Penyerangan itu terjadi di Lapangan Trikora, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Puncak, pada Sabtu (12/8). Anggota KKB melepaskan tembakan ke arah mimbar lapangan saat Paskibra Kabupaten Puncak tengah latihan.
"Terdengar letusan tembakan yang mengarah ke mimbar lapangan Trikora," ujar Dansatgas Mobile YR 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga dalam keterangannya, Senin (14/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Afri mengatakan KKB diduga melepaskan tembakan tersebut dari arah Jalan Moko, Kampung Jenggerpaga, Distrik Ilaga. Aparat TNI-Polri kemudian mengejar pelaku.
"Aparat TNI-Polri segera melakukan pengejaran ke arah sumber tembakan," tuturnya.
Serangan KKB tidak sampai di situ. Mereka kembali berulah dengan menyerang personel gabungan TNI pada Minggu (13/8).
"Personel Pos Gome mendengar bunyi letusan tembakan sebanyak 4 kali dari arah Bukit Tepuk," kata Afri.
KKB menembak tim personel TNI saat selesai memasang bendera merah putih di Bukit Ular. Tim gabungan TNI lantas membalas tembakan tersebut.
"Diduga dilakukan KKB kelompok Kalenak Murib, sehingga personel Pos Gome membalas tembakan ke arah Bukit Tepuk," imbuhnya.
Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi GN. Suriastawa mengklaim ada anggota KKB yang terluka terkena tembakan aparat TNI dalam insiden itu. Namun kemudian mereka kabur ke hutan.
"Ada yang terluka terkena tembakan anggota Satgas Mobile 300 tersebut. Semua kelompok separatis Papua tersebut berhamburan melarikan diri ke arah hutan belantara. Syukurlah dari pihak aparat keamanan tidak ada yang korban," ujar Kolonel Czi GN. Suriastawa saat dihubungi detikcom, Senin (14/8).
Motif di Balik Serangan KKB
Suriastawa menuturkan motif di balik penyerangan KKB tersebut menjelang HUT ke-78 RI. Dia menganggap KKB hanya ingin mencari perhatian pemerintah daerah dengan memberi peringatan.
"Itu kan dia nggak menyerang hanya memberi peringatan sepertinya menunjukkan eksistensinya dia bahwa dia ada gitu," tuturnya.
"Biasa lah itu kan KKB biasa nunggu dana anggaran desa. Kalau tidak dikasih ya berulah, gitu lah," tambah Suriastawa.
Dia menilai selama ini KKB gagal paham terkait dana desa dari pemerintah. Pasalnya, dana desa digunakan untuk pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
"Justru mereka menuntut bagian untuk modal dalam melakukan gangguan kekacauan keamanan," pungkasnya.
(sar/sar)