Ortu Ngaku Sempat Tak Diberitahu Bripda IDF Ditembak: Anak Bapak Sakit Keras

Kalimantan Barat

Ortu Ngaku Sempat Tak Diberitahu Bripda IDF Ditembak: Anak Bapak Sakit Keras

Riani Rahayu - detikSulsel
Kamis, 27 Jul 2023 21:05 WIB
ilustrasi penembakan
Ilustrasi. Foto: Internet
Pontianak -

Ayah Bripda IDF, Y Pandi mengaku awalnya tak diberitahu soal anaknya tewas ditembak sesama anggota Densus 88 Antiteror Polri di Bogor, Jawa Barat (Jabar). Y Pandi mengaku hanya diberitahu bahwa anaknya sedang sakit keras sehingga harus segera berangkat ke Jakarta.

"Kami sama sekali belum tahu karena berita yang diberikan oleh Mabes Polri mengatakan bahwa kami sebagai orang tua secepatnya kalau bisa turun ke Jakarta. Anak bapak sakit keras. Itu saja beritanya," kata Y Pandi di Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar), saat dihubungi detikcom, Kamis (27/7/2023) malam.

Y Pandi pun mengaku sempat bingung dengan informasi yang diterimanya. Dia bertanya-tanya ada apa gerangan yang telah menimpa putranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat itu kami pun sedikit belum tahu. Dia sakit keras apa, apakah kecelakaan atau apa, kami belum tahu. Dan kami berusaha mencari informasi bahwa anak kami ini sakit apa, kemudian kami tanya ke teman-temannya juga 'kami tidak bisa melihat pak, sehingga kami tidak tahu kondisinya bagaimana' itu saja," ujarnya.

Kendati demikian, Y Pandi tak kunjung mendapatkan jawaban. Dia juga tak punya banyak waktu berpikir karena harus segera berangkat dari Melawi ke Pontianak, Kalbar, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

ADVERTISEMENT

"Polres Melawi juga menginformasikan ke kita bahwa ada berita dari Mabes Polri menginformasikan ke Polres Melawi disuruh kami juga segera berangkat ke Jakarta," kata Y Pandi.

Y Pandi lanjut menuturkan bahwa mereka turut diberitahu oleh Polda Kalbar untuk segera ke Jakarta. Keluarga lalu difasilitasi naik pesawat dari Pontianak menuju Jakarta.

"Kemudian dari Polda, Tim Densus 88 Anti Teror wilayah Kalimantan juga menginformasikan agar kami segera turun dan difasilitasi oleh tim Densus 88 Anti Teror yang berada di wilayah Kalbar sehingga kami dapat sampai naik pesawat dari Pontianak ke Jakarta," ujarnya.

Setibanya di Jakarta, Y Pandi langsung dibawa menuju RS Kramat Jati Polri, Jakarta Timur. Saat itulah Y Pandi baru diberitahu bahwa anaknya, Bripda IDF tewas tertembak.

"Kalau saya mendapat informasi bahwa dia sudah meninggal itu setelah kami sampai di Jakarta di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Setelah menerima penjelasan kronologis dari tim penyidik Densus 88 anti teror Mabes Polri," katanya.

Diketahui, Bripda IDF tewas setelah tertembak senjata api di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor pada Minggu (23/7). Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menuturkan kejadian itu terjadi pukul 01.40 WIB.

"Pada hari Minggu dini hari, tanggal 23 Juli 2023 pukul 01.40, bertempat di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang, yaitu atas nama Bripda IDF," ujar Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, dilansir dari detikNews, Rabu (26/7).

Dalam kasus ini, Ramadhan menyebut dua polisi ditetapkan sebagai tersangka yakni Bripda IMS dan Bripka IG. Keduanya saat ini diamankan dalam rangka penyidikan lebih lanjut.

"Terhadap tersangka, yaitu Saudara Bripda IMS dan Saudara Bripka IG, telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkait peristiwa tersebut," jelas Ramadhan.

Bripda IMS dan Bripka IG dikenakan proses pidana. Keduanya juga diproses secara kode etiknya oleh Propam. Ramadhan menyebut kasus ini ditangani tim gabungan dari Propam dan Sat Reskrim Polres Bogor.

"Saat ini kasus tersebut ditangani oleh tim gabungan Propam dan Reskrim untuk mengetahui pelanggaran disiplin, kode etik ataupun pidana yang dilakukan oleh pelaku," sebut Ramadhan.




(asm/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads