5 Aparat TNI-Polri Diserang OTK Saat Kerusuhan di Dogiyai Selama 2 Hari

Papua Tengah

5 Aparat TNI-Polri Diserang OTK Saat Kerusuhan di Dogiyai Selama 2 Hari

Raymond Latumahina - detikSulsel
Minggu, 16 Jul 2023 05:53 WIB
Penyerangan polisi di Dogiyai, Papua Tengah. Dokumen Istimewa
Foto: Penyerangan polisi di Dogiyai, Papua Tengah. (Dokumen Istimewa)
Dogiyai -

Sebanyak 5 anggota Polri dan TNI luka-luka diserang orang tidak dikenal (OTK) di tengah kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Kericuhan yang diwarnai penjarahan dan pembakaran bangunan ini terjadi selama 2 hari.

Penyerangan terhadap aparat keamanan terjadi di sejumlah titik di wilayah Dogiyai sejak Kamis-Jumat, 13-14 Juli 2023. Satgas Damai Cartenz belum mengidentifikasi identitas pelaku penyerangan.

"4 anggota polisi terluka yaitu 2 terluka akibat terkena panah dan 2 terluka akibat terkena kapak, dan 1 anggota TNI terluka akibat terkena anak panah," ungkap Kasatgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Sabtu (15/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faizal menuturkan penyerangan bermula saat Satgas Damai Cartenz hendak mengantar personel yang sakit ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pania pada Kamis (13/7) sekitar pukul 11.00 WIT. Dalam perjalanan, mobil yang ditumpangi petugas diadang 7 OTK.

Salah seorang personel kemudian turun untuk membubarkan OTK. Namun tanpa diduga salah satu pelaku melempar kapak ke arah mobil hingga kaca kendaraan pecah.

ADVERTISEMENT

"Salah satu dari OTK melemparkan kapak ke arah mobil yang digunakan oleh Satgas Damai Cartenz," tuturnya.

Faizal menuturkan personel sempat mengejar OTK tersebut hingga pelaku berusaha merampas senjata petugas. Anggota yang terdesak lantas melepaskan tembakan hingga OTK kabur ke hutan.

Insiden itu dilaporkan mengakibatkan dua anggota Satgas Damai Cartenz mengalami luka di bagian pelipis mata, dada belakang, dan kepala belakang. Mereka terluka karena senjata tajam.

"Pada pukul 11.10 WIT, personel Satgas Damai Cartenz melanjutkan perjalanan ke RSUD Paniai untuk melakukan perawatan atau penanganan medis lebih lanjut," tambah Faizal.

Aksi penyerangan oleh OTK tidak hanya menyasar aparat kepolisian dan TNI. Dua warga sipil yang mengendarai mobil juga dilaporkan luka diserang OTK usai diadang di tengah jalan.

Salah satunya yakni Fatur Rahman mengalami luka bacok di bagian telapak tangan kanan saat diserang di Kampung Idakebo, Distrik Kamu Utara, Kamis (13/7) sekitar pukul 12.08 WIT. Sebelum diserang, mobil Fatur dipalang lalu dipecahkan oleh OTK.

Sopir bernama Ibrahim juga dianiaya usai diadang OTK di wilayah Kali Tuka pada pukul 15.00 WIT. Ibrahim mengalami luka sobek di bagian pelipis dan tangan lantaran diserang menggunakan senjata tajam.

"Kejadian tersebut berhenti setelah personel yang menempati Pos 1 di Kali Tuka, mengeluarkan tembakan ke udara dan pelaku langsung melarikan diri," jelas Faizal.

Faizal melaporkan aksi pemalangan oleh OTK juga terjadi di wilayah Kali Kasuari sekitar pukul 15.00 WIT. Sopir mobil ditodong menggunakan pisau dan panah hingga OTK merampas barang uang senilai Rp 700 ribu dan satu unit handphone.

Situasi semakin memanas ketika massa dilaporkan sudah melakukan penjarahan terhadap toko, kios dan rumah milik warga pendatang pada pukul 18.30 WIT. Aparat keamanan yang berusaha mengamankan situasi justru diserang menggunakan anak panah.

"Salah satu personel Polres Dogiyai atas nama Bripda Jhon Eliezer Samon terkena anak panah pada lengan kiri tembus ke belakang," tutur Faizal.

Faizal mengemukakan aksi pembakaran rumah terjadi di Jalan Tengah Kampung Tokapo. Massa juga melakukan pembakaran bangunan di titik lainnya, yakni Jalan Poros Ekimanida, Jalan Belakang Jembatan Kayu, dan Jalan Belakang Kampung Ikebo.

"Personel gabungan yang turun ke lokasi terpaksa mengevakuasi warga pendatang dari Kampung Tokapa ke Koramil," paparnya.

Menjelang tengah malam, aksi penyerangan terhadap aparat masih terjadi. Anggota Koramil bernama Serka Stewart Tapilatu dilaporka terkena anak panah pada bahu kanan.

Personel kepolisian Batalyon C bernama Briptu Silas Awetow juga terkena anak panah pada lengan kanan. Anggota Polri itu diserang saat sedang bertugas di Pos Kotis.

"Briptu Silas Awetow terkena anak panah pada lengan kanan, selanjutnya korban dilarikan untuk penanganan medis," jelas Faizal.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Aparat Hendak Evakuasi Korban Diserang

Faizal mengatakan penyerangan oleh massa OTK kembali terjadi di Bandara Moanemani, Kecamatan Kamu, Dogiyai, Papua Tengah, Jumat (14/7) sekitar pukul 09.15 WIT. Aparat gabungan diserang pakai anak panah saat menunggu helikopter yang akan melakukan evakuasi.

"Personel yang akan menduduki titik-titik Bandara Moanemani untuk melakukan pengamanan, tiba-tiba dihujani anak panah," tuturnya.

Saat itu, ada 2 personel TNI dan Polri luka akibat terkena panah hendak dirujuk ke RSUD Nabire menggunakan helikopter. Mereka adalah korban luka saat serangan OTK pada hari sebelumnya, yakni Bripda Jhon Eliezer Samon dan Serka Stewart Tapilatu.

"Namun pada pukul 09.45 WIT helikopter berhasil take-off bersama korban yang akan dievakuasi ke Nabire," imbuh Faizal.

Berdasarkan data Satgas Damai Cartenz, berikut laporan dampak kerusuhan di Dogiyai, Papua Tengah selama 2 hari:

  • 4 anggota polisi terluka yaitu 2 terluka akibat terkena panah dan 2 terluka akibat terkena kapak;
  • 1 anggota TNI terluka akibat terkena anak panah;
  • 69 bangunan terbakar;
  • 1 orang sopir truk mengalami luka akibat terkena kapak;
  • 2 orang masyarakat nusantara mengalami kerugian berupa uang Rp 700 ribu dan 1 unit HP dicuri.

Panglima TNI Klaim Situasi Kondusif

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono buka suara terkait kerusuhan di Dogiyai, Papua Tengah. Yudo mengklaim situasi di wilayah itu sudah kondusif.

"Sudah, udah diselesaikan sekarang udah kondusif. Ya kemarin saya perintahkan Dandim langsung dengan Kapolres langsung ke Deiyai," tegas Yudo di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, dilansir dari detikNews, Jumat (14/7).

Yudo mengaku pihaknya tidak akan menambah jumlah personel ke lokasi. Dia beranggapan, pasukan organik di Dogiyai saat ini sudah cukup.

"Nggak, nggak ada jadi tetap yang ada pasukan organik dan organik sudah cukup," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/hsr)

Hide Ads