Upaya pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua hingga kini masih terus dilakukan. Uang tebusan senilai Rp 5 miliar bahkan telah disiapkan untuk bisa membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.
Dirangkum detikSulsel, Sabtu (8/7/2023), berikut ini ragam tanggapan soal uang tebusan Rp 5 miliar untuk pilot Susi Air:
Polda Papua Siapkan Tebusan Rp 5 Miliar
Tebusan senilai Rp 5 miliar untuk membebaskan pilot Susi Air ini mulanya disiapkan oleh Polda Papua. Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan pihaknya menyanggupi nominal tersebut jika memang KKB memintanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya hari itu sudah menyampaikan kepada Penjabat Bupati Nduga apabila dia (Egianus Kogoya) minta, tapi tidak boleh lebih dari Rp 5 miliar, itu saya sampaikan akan dikasih," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri kepada wartawan di Kota Jayapura, Senin (3/7).
Pihak Pemda dan TNI-Polri juga sedang mengatur proses mekanisme pemberian uang tebusan tersebut. Dia pun berharap langkah ini tidak menimbulkan masalah hukum ke depannya.
"Kami akan bekerjasama bicara dengan bagaimana supaya mekanisme dalam bantuan itu tidak menimbulkan masalah hukum kepada pemerintah daerah. Itu kita akan bicara dengan baik," ungkapnya.
Mathius juga menegaskan pihaknya akan terbuka untuk melakukan negosiasi dengan KKB. Polda Papua juga akan berupaya memenuhi tuntutan KKB Egianus selama tuntutan tersebut masuk akal.
"Saya sudah sampaikan kemarin apabila itu ada tuntutan, tuntutan dari Egi bentuk apa saja mau bentuk uang itu pasti kita akan diskusikan," jelas Mathius.
Komisi I Minta Negosiasi Tetap Diutamakan
Tanggapan terkait uang tebusan Rp 5 miliar tersebut juga datang dari Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid. Meutya menegaskan negosiasi tetap harus diutamakan dan keselamatan pilot Susi Air harus menjadi prioritas.
"Pemerintah dan aparat keamanan Indonesia harus bisa memastikan keselamatan sandera, tapi sekaligus tidak boleh merendahkan harga diri bangsa," kata Meutya dalam keterangannya, Kamis (6/7).
Dia pun menegaskan persoalan penyanderaan ini tak boleh berhenti hanya pada pemberian tebusan saja. Penuturnya, diperlukan upaya komprehensif untuk mengatasi permasalahan di Papua.
"Pemerintah jangan berhenti pada pemenuhan tuntutan uang tebusan kepada KKB dalam membebaskan pilot Susi Air. Harus ada pertimbangan langkah negosiasi lanjutan untuk meredakan aksi KKB yang masih terus terjadi sampai saat ini di Papua," jelasnya.
Meutya menilai pemerintah dan pihak terkait perlu menggandeng masyarakat lokal di Papua untuk menyelesaikan masalah KKB. Dengan begitu, warga Papua dapat melakukan pendekatan dari sisi kearifan lokal.
"Selagi memperkuat personel keamanan di Papua, Pemerintah juga perlu mencari tambahan kekuatan lain. Kekuatan dari TNI/Polri bisa ditambah dengan bantuan warga atau komunitas lokal di Papua yang memahami struktur daerah, kondisi budaya serta adat istiadat di sana," paparnya.
Tanggapan lainnya di halaman selanjutnya.