SD di Pinrang Disegel Kuli Bangunan, Siswa Terpaksa Belajar di Gedung Lama

SD di Pinrang Disegel Kuli Bangunan, Siswa Terpaksa Belajar di Gedung Lama

Muhclis Abduh - detikSulsel
Sabtu, 01 Jul 2023 15:50 WIB
SD di Pinrang disegel tukang karena upah tidak dibayar oleh kontraktor.
SD di Pinrang disegel tukang karena upah tidak dibayar oleh kontraktor. Foto: Dok. istimewa
Pinrang -

Siswa SD Negeri 271 Palimbongan, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa belajar secara terbatas lantaran sekolah disegel kuli bangunan. Para siswa terpaksa belajar 3 hari dalam seminggu secara bergantian di gedung lama sekolah.

"Kondisi sekolah ditutup (kuli bangunan yang tidak dibayar kontraktor), jadi anak-anak hanya bisa belajar memakai gedung lama sekolah," ungkap guru SDN 271 Palimbongan Gio kepada detikSulsel, Sabtu (1/7/2023).

Gio mengatakan dengan jumlah siswa mencapai 70 orang membuat aktivitas belajar terbatas. Pasalnya pihak sekolah harus mengatur jadwal sekolah usai kapasitas ruang belajar yang terbatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siswa bergiliran belajar. Kelas 4-6 itu belajar Senin sampai Rabu dan anak kelas 1 sampai 3 itu belajar mulai Kamis sampai Sabtu," paparnya.

Kondisi ini membuat proses belajar mengajar akhirnya tidak efektif. Ia pun berharap ada solusi agar gedung sekolah yang baru bisa segera digunakan.

ADVERTISEMENT

"Harapan kami tentu agar gedung baru itu bisa digunakan sehingga proses belajar mengajar siswa lebih efektif," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, SDN 271 Palimbongan sudah tiga tahun ditutup oleh pekerja bangunan karena tak dibayar kontraktor. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pinrang pun turun tangan memediasi masalah ini.

"Itu sudah tiga tahun ditutup, semenjak selesai dibangun tidak ditempati karena tukang segel itu sekolah," ungkap Kabid Dikdas Dikbud Pinrang Muhtar kepada detikSulsel, Rabu (28/6).

Muhtar menjelaskan para kuli bangunan melakukan penyegelan sekolah setelah pihak kontraktor tidak membayar upah mereka. Ia memperkirakan upah para kuli yang tidak terbayarkan sebesar Rp 70 juta.

"Itu sekolah sudah selesai dibangun dengan anggaran dari Kementerian PUPR tapi kontraktor tidak selesaikan pembayaran ke tukang sebesar Rp 70 juta. Jadi tukang yang juga warga di situ melakukan penyegelan," imbuhnya.
Para siswa SD Negeri 271 Palimbongan, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa belajar secara terbatas lantaran sekolah disegel kuli bangunan. Para siswa terpaksa belajar 3 hari dalam seminggu secara bergantian di gedung lama sekolah.

"Kondisi sekolah ditutup (kuli bangunan yang tidak dibayar kontraktor), jadi anak-anak hanya bisa belajar memakai gedung lama sekolah," ungkap guru SDN 271 Palimbongan Gio kepada detikSulsel, Sabtu (1/7/2023).

Gio mengatakan dengan jumlah siswa mencapai 70 orang membuat aktivitas belajar terbatas. Pasalnya pihak sekolah harus mengatur jadwal sekolah usai kapasitas ruang belajar yang terbatas.

"Siswa bergiliran belajar. Kelas 4-6 itu belajar Senin sampai Rabu dan anak kelas 1 sampai 3 itu belajar mulai Kamis sampai Sabtu," paparnya.

Kondisi ini membuat proses belajar mengajar akhirnya tidak efektif. Ia pun berharap ada solusi agar gedung sekolah yang baru bisa segera digunakan.

"Harapan kami tentu agar gedung baru itu bisa digunakan sehingga proses belajar mengajar siswa lebih efektif," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, SDN 271 Palimbongan sudah tiga tahun ditutup oleh pekerja bangunan karena tak dibayar kontraktor. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pinrang pun turun tangan memediasi masalah ini.

"Itu sudah tiga tahun ditutup, semenjak selesai dibangun tidak ditempati karena tukang segel itu sekolah," ungkap Kabid Dikdas Dikbud Pinrang Muhtar kepada detikSulsel, Rabu (28/6).

Muhtar menjelaskan para kuli bangunan melakukan penyegelan sekolah setelah pihak kontraktor tidak membayar upah mereka. Ia memperkirakan upah para kuli yang tidak terbayarkan sebesar Rp 70 juta.

"Itu sekolah sudah selesai dibangun dengan anggaran dari Kementerian PUPR tapi kontraktor tidak selesaikan pembayaran ke tukang sebesar Rp 70 juta. Jadi tukang yang juga warga di situ melakukan penyegelan," imbuhnya.

Muhtar mengatakan kasus tersebut baru diketahui pada awal tahun 2023 lalu. Setelah mendengar ada masalah penyegelan tersebut, dia pun menuju ke lokasi ditemani pemerintah Kecamatan Lembang untuk dilakukan mediasi.

"Bulan Januari lalu saya ke sana untuk mediasi," pungkansya.




(afs/hmw)

Hide Ads