Seorang bocah di Sorong menyaksikan detik-detik ayahnya yang juga anggota Brimob Polda Papua Barat Brigadir Yones Fernando Siahaan dibunuh oleh istrinya yang selingkuh, Ardilla Rahayu Pongoh pada 2018 silam. Sang anak kini masih mengalami trauma mendalam.
Ayah Brigadir Yones, Hulman Siahaan menceritakan selama 5 tahun ini cucu kesayangannya tersiksa akibat trauma. Cucunya itu menyaksikan detik-detik pembunuhan ayahnya di usianya yang masih 6 tahun.
"Setelah kematian almarhum Yones, cucu saya (saksi anak) selalu menunjukkan gestur ketakutan ketika melihat mamanya. Dengan suara pelan (saksi anak) mengatakan ke neneknya bahwa Opung aku tidak mau ikut mama dengan gestur ketakutan sekali dan mengeluarkan kencing (kencing di celana)," kata Hulman Siahaan kepada detikcom, Jumat (30/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan ketakutan saksi anak juga terlihat saat dibawa ke Jakarta. Saksi anak kerap trauma saat melihat pria berperawakan hitam dan tinggi besar.
"Saksi anak sering menangis diam bahkan terkencing-kencing di celana dan lari ketakutan kalau melihat maaf orang berperawakan hitam dan tinggi besar, karena orang yang membunuh bapaknya berperawakan hitam dan tinggi besar di Jakarta, bahkan sampai sekarang pun masih tetap begitu," kata Hulman.
Hulman menyebut cucunya juga kerap membanting telepon bila nama ibunya disebut. Menurut Hulman, cucunya itu memang tidak mau lagi menemui ibunya.
"Saya cukup prihatin lihat cucu saya (saksi anak) karena kalau kita teleponan dan kalau ada cerita yang mau menyinggung ibunya, dia banting telepon dan pergi. Cucu saya itu juga tidak mau bila nama ibunya disebut-sebut," tutupnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya..
Detik-detik Brigadir Yones Dibunuh Istri yang Selingkuh
Saksi anak sempat menyaksikan ayah dan ibunya bertengkar hebat pada Selasa, 28 Agustus 2018. Pertengkaran itu terjadi karena Ardilla ketahuan selingkuh.
Pertengkaran hebat kedua orang tuanya juga membuat saksi anak gelisah di kamarnya. Kegelisahan itu membuat saksi anak tak bisa memejamkan matanya hingga malam hari.
Anak Brigadir Yones yang gelisah dan tak bisa memejamkan matanya sejak Selasa (28/8/2018) malam itu kemudian mencoba mengintip dari balik gorden kamarnya pada Rabu (29/8/2018) dini hari. Saat itu anak korban bermaksud mencari tahu kondisi ayah dan ibunya usai pertengkaran hebat tersebut.
Saat mengintip, saksi anak justru melihat paman dari ibunya, Andi Abdullah Pongoh dan 3 orang pria yang tidak diketahui identitasnya. Keempat pria itu disebut berada di area dapur rumah.
"(Saksi anak-anak korban) yang gelisah dan belum tidur lalu melihat dari balik gorden kamarnya yaitu terdakwa II Andi Abdullah dan 3 pelaku lainnya yang tidak dikenali identitasnya sudah berada di rumah," demikian kronologi yang terungkap dalam dakwaan penuntut umum, dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri (PN) Sorong, Selasa (27/6).
Saat itu Brigadir Yones ternyata ada di dalam kamar mandi rumahnya. Andi Abdullah dan tiga pria yang tidak dikenal itu kemudian menyerang Brigadir Yones saat keluar dari kamar mandi.
"Terdakwa Andi Abdullah Pongoh bersama dengan 3 pelaku yang tidak diketahui identitasnya memegang tangan, kaki dan mencekik leher korban Yones Siahaan dengan cara 1 orang pelaku memegang kedua tangan dari arah depan korban," kata jaksa.
Satu orang pelaku disebut memegang kedua kaki Brigadir Yones. Sementara satu pelaku lainnya mencekik leher korban dari arah belakang.
"Korban sudah tidak bisa bergerak lagi kemudian dari arah belakang terdakwa II Andi Abdullah melayangkan kepal tinju (memukul) dari arah kepala belakang korban hingga korban terjatuh ke lantai dapur dan tidak berdaya lagi," kata jaksa.
Saksi anak yang melihat ayahnya dihabisi pelaku kian terkejut karena ibunya tiba-tiba datang membawa kabel berwarna merah. Sang ibu bersama-sama dengan pelaku lainnya menggantung ayahnya sebagai skenario kematian ayahnya karena bunuh diri.
"Dengan cara memindahkan korban di bawah pintu dapur dengan tetap terlilit kabel Eterna warna merah di leher korban Yohanes Fernando Siahaan," ungkap jaksa.
Hingga akhirnya aksi saksi anak mengintip dari balik gorden ketahuan oleh ibunya. Ardilla yang panik lantas mendatangi saksi anak atau putranya itu.
"Terdakwa I mengancam korban dengan mengatakan, kalau kamu bilang siapa-siapa, kubikin kayak bapakmu, mendengar hal tersebut membuat anak saksi anak menjadi ketakutan dan trauma terhadap terdakwa I. (Saksi anak) langsung naik ke tempat tidurnya lalu pura-pura tidur dan tidak mau melihat lagi terdakwa I," kata jaksa.
Simak Video "Video: Momen Serangan Udara Israel Buat Panik Pembawa Berita Syria TV"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/hmw)