Badan Narkotika Nasional (BNN) turut menanggapi penemuan bunker narkoba di Universitas Negeri Makassar (UNM), Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Tingkat prevalensi narkoba di kampus disebut memang cukup tinggi.
"Sudah saya katakan bahwa tingkat prevalensi cukup tinggi untuk di kampus. Mahasiswa dan pelajar dari 2019 itu hanya 1,10, kemudian naik menjadi 1,35. Walaupun masih di bawah daripada prevalensi nasional 1,95%, tetapi sudah dan apalagi prevalensi dunia 5,5%," kata Kepala BNN Komjen Petrus Reinhard Golose, kepada wartawan di Gereja Immanuel, Jakarta Pusat dilansir detikNews, Sabtu (10/6/2023).
Reinhard menuturkan, setiap kali pihaknya mendatangi kampus, selalu ada yang pernah menggunakan narkoba. Dia menyebut itu menjadi tugasnya saat ini untuk meminimalisir peredaran narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah menunjukkan bahwa memang dalam setiap tour kampus saya setiap saya tanyakan tidak majority, tapi banyak yang pernah menggunakan. Nah itu tugas kami tugas kami meminimalisir peredaran gelap narkotika," ujarnya.
Dia lantas menjelaskan cara-cara yang akan dilakukannya untuk mencegah hal serupa terjadi. Selama ini, pihaknya telah berupaya berbagai cara menghentikan laju peredaran narkoba.
"Ya cara-cara pencegahan yang kita lakukan adalah seperti sekarang ini tidak hanya di kampus. Itu sudah ada program di sekolah ketahanan keluarga desa bersinar bersih narkoba. Tetapi kita juga mengumpulkan komunitas inter agama bersama-sama," ungkapnya.
Lebih lanjut, Reinhard mengatakan pendekatan yang dilakukan untuk menghentikan peredaran narkoba yakni menggunakan soft power. Untuk pendekatan hard power, pihaknya telah melakukan berbagai penangkapan.
"Hard power itu adalah dengan penangkapan yang kita tangkap sampai sekarang sudah 5,9 ton dalam 2 tahun terakhir ini. Banyak sekali tapi kita lakukan ini seimbang antara soft power dan hard power," jelasnya.
Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan menggelar sosialisasi dan diskusi seperti yang digelar saat ini. Pihak BNN bersama-sama generasi muda lintas agama membahas tentang penyalahgunaan narkoba.
"Kita melaksanakan kegiatan dalam rangka salah satu strategi BNN adalah soft power approach. Saya lihat animo daripada pemuda interagama ini banyak sekali pendapat yang disampaikan yang mewakili generasi muda dan saya tetap menghargai pendapat anak muda yang akan menjadi pemimpin," pungkasnya.
Bunker Diduga di FBS UNM
Bunker penyimpanan narkoba yang sebelumnya diungkap kepolisian itu diduga kuat berada Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM. Pihak BEM FBS turut membenarkan dugaan itu.
"Saya benarkan perihal adanya bunker di dalam kampus FBS," ujar Presiden BEM FBS UNM Rusci Lestari Syam kepada detikSulsel, Sabtu (10/6).
Fakultas Bahasa dan Sastra diketahui berada di kampus UNM yang terletak di Jalan Mallengkeri, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Makassar. Sejumlah anggota Ditresnarkoba Polda Sulsel disebut sudah memasang garis polisi di sekretariat yang menjadi bunker narkoba tersebut, Jumat (9/6).
Sementara, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana enggan mengkonfirmasi lebih jauh soal dugaan bunker berada di FBS UNM. Namun dia mengungkapkan ada 5 orang yang ditangkap terkait bunker narkoba tersebut.
"Ada 5 orang yang diamankan dimintai keterangan," ujar Kombes Suartana saat dimintai konfirmasi terpisah, Sabtu (10/6).
Suartana mengatakan penangkapan tersebut berawal dari diamankannya seorang warga. Pihaknya kemudian melakukan pengembangan sehingga total yang diamankan 5 orang.
"Ada informasi masyarakat, diamankan 1. Terus dikembangkan jadi total 5 diamankan," kata Suartana.
Dia mengatakan pihaknya belum bisa menjelaskan lebih jauh. Pasalnya tim Ditresnarkoba Polda Sulsel masih melakukan pengembangan.
"Sekarang masih dikembangkan makanya kita belum berani buka. Karena bisa saja ada hasil temuan yang baru," kata Suartana.
(asm/sar)