Sabtu 27 Mei 2023 menjadi malam yang mencekam bagi Roffi Teguh Prakhoso (27). Tak ada yang menyangka, Teguh tewas mengenaskan dengan kondisi mayatnya ditemukan berdiri di dalam got.
Semula Teguh dan beberapa rekannya asyik berkendara di kawasan dekat PRPP, Kota Semarang, Jawa Tengah. Saat berada di kawasan Tambaklorok, Teguh meludah ke jalan dan mengenai mobil yang berisi 5 orang penumpang.
Penumpang mobil bernama Irfan saat itu duduk di kursi sebelah kiri sopir. Dia mengaku terkena ludah dari Teguh sehingga tersulut emosi dan meminta sopir untuk mengejar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi di peristiwa pertama, itu motifnya menurut tersangka adalah tersangka merasa kesal, jengkel karena korban ini meludahi kendaraan yang dikendarai para tersangka kemudian dikejar," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di Mapolrestabes Semarang dilansir dari detikJateng, Senin (29/5/2023).
Tak berselang lama, Irfan dkk berhasil mencegat Teguh dan rombongannya. Namun saat itu rekan Teguh berhasil kabur.
Petaka pun mengintai Teguh. Di dalam mobil ternyata ada berbagai benda tajam. Irfan dkk pun tanpa basa basi memukuli korban hingga menusuk perut dan dadanya.
Irfan bersama 4 rekannya kemudian meninggalkan lokasi. Sementara Teguh, mencoba bangkit. Ia mengendarai sepeda motor dengan kondisi tubuhnya penuh luka.
Sayangnya, saat berada di dekat PRPP, Teguh tak mampu lagi mengendarai motor. Dia turun dan tiba-tiba terkapar di jalan. Lalu datanglah Mochamad Dedit Wicaksono (27) dan Slamet Anugrah (24) memanfaatkan kondisi Teguh yang mulai tak berdaya.
Keduanya bukan datang untuk menolong Teguh. Mereka justru mengambil barang-barang yang dibawa Teguh, termasuk ponselnya. Setelah itu, Teguh yang masih hidup mencoba kembali bergerak namun akhirnya terjatuh ke got.
"Kemudian dari TKP pertama korban diduga masih kuat, kemudian menuju ke TKP kedua. Nah di TKP kedua atau di TKP penemuan mayat dalam got itu juga korban masih mengalami kejahatan," jelas Irwan.
"Ada dua tersangka yang menghampiri, bukannya memberikan pertolongan pada korban tetapi kemudian dua tersangka ini melakukan pencurian properti atau HP milik korban," imbuhnya.
Mayat Teguh kemudian ditemukan di dalam got dengan posisi berdiri pada Minggu (28/5) sekitar pukul 06.30 WIB. Tak jauh dari lokasi Teguh, masih ada sepeda motor milikya.
Pelaku Dijerat Pasal Berbeda
Tujuh pelaku tersebut merupakan dua kelompok yang berbeda dan tidak saling kenal. Kelompok pertama yakni Doni Riyanto (46), Bagas Saputro (23), Ganesha Eka Pradana (23), Danuri (23), dan Irfan (24). Sedangkan kelompok kedua yakni Mochamad Dedit Wicaksono (27) dan Slamet Anugrah (24). Seluruhnya warga Semarang.
Khusus pelaku pengeroyokan dijerat pasal 170 KUHP ayat (2) tentang pengeroyokan dan atau pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Sedangkan dua tersangka lain dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara dan atau Pasal 531 KUHP karena tidak memberikan pertolongan kepada korban.
Kesaksian Sekuriti Temukan Mayat Berdiri
Sekuriti di kompleks ruko Puri Niaga Center, Sukardi kaget bukan main saat menemukan mayat Roffi Teguh Prakhoso. Sukardi menemukan mayat Teguh di area tempatnya bekerja pada Minggu (28/5) sekitar pukul 05.30 WIB. Awalnya, dia curiga dengan adanya sepeda motor yang berdiri di dekat tempatnya bekerja.
"Pertama itu kan saya sebagai sekuriti, pagi-pagi kontrol lokasi lihat sekitar lokasi di jalan kok ada motor di lokasi di depan isah-isah (tempat cuci piring) bakso," ujarnya saat ditemui di kompleks Puri Niaga Center, Jalan Puri Anjasmoro, Semarang, Rabu (31/5).
Sukardi masih belum sadar dengan keberadaan motor tersebut. Dia hanya mengira motor itu milik pengemudi ojek online. Hingga akhirnya, ia mencoba mendekat ke motor tersebut.
Betapa kagetnya, Sukardi melihat ada mayat manusia di dalam got. Sukardi sempat tak percaya lalu memanggil temannya untuk membantu mengecek temuannya itu. Di sinilah pertama kali mayat Teguh ditemukan.
"Saya lihat-lihat lagi kok ada seperti manusia, terus Pak Bagong keluar saya minta bantuan Pak Bagong untuk melihat keadaan tadi terus Pak Bagong bilang 'itu manusia Pak, sudah meninggal' terus saya disuruh lapor Polsek," jelasnya.
(asm/nvl)