Polisi mengungkap hasil autopsi bayi yang tewas dibunuh ayahnya berinisial RS (27) di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Bayi malang tersebut meninggal setelah mendapat pukulan benda tumpul di bagian kepala.
"Hasil VeR autopsi dari dokter forensik, ada kekerasan benda tumpul pada kepala korban yang menyebabkan patah tulang tengkorak pada sambungannya," jelas Kapolres Sorong AKBP Yohanes Agustiandaru kepada wartawan, Selasa (30/5/2023).
Tidak hanya itu, Yohanes juga mengungkapkan terjadi pendarahan pada jaringan otak pada balita 2 tahun 7 bulan tersebut. Kondisi tersebut menguatkan jika korban tewas karena pukulan benda tumpul pada kepala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya pendarahan pada jaringan otak. Secara umum kesimpulan dokter forensik, kekerasan benda tumpul pada kepala," paparnya.
Yohanes menerangkan, pihaknya akan tetap mendalami kasus tersebut dengan meminta keterangan saksi dan tersangka walaupun telah mendapat hasil autopsi dari tim forensik.
"Kami masih terus mendalami keterangan saksi dan tersangka. Bila mengarah pada perbuatan lain yang mendahulu, kita akan kembangkan termasuk sangkaan pasalnya," paparnya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 80 Ayat 3 dan 4 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002, juncto Pasal 76 C UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Selain itu juga dijerat Pasal 44 Ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2004tentangKDRT.
Bayi Dikubur di Ruang Tamu Rumah
Untuk diketahui, RS menganiaya anaknya hingga tewas di rumahnya di Kampung Wamenagu, Distrik Seget, Kabupaten Sorong pada Selasa (4/4). Pelaku tega membunuh anaknya karena rewel.
"Saat itu anak rewel, kemudian karena kesal, bapaknya sempat mendorong di kepala, kemudian memukul memakai punggung tangan di dada anak," ungkap Yohanes saat dikonfirmasi, Jumat (28/4) lalu.
Tindak kekerasan pelaku membuat bayinya tewas seketika. Pelaku yang panik, lantas mengubur jasad bayinya di ruang tamu rumahnya.
"Karena panik sehingga ayah korban memakamkan anaknya tersebut di ruang tamu rumahnya. Di mana ayahnya menggali tanah, lalu dikubur dan ditutup lagi dengan papan kayu," imbuhnya.
(afs/ata)