Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Egianus Kogoya melontarkan ancaman serius akan menembak mati pilot Susi Air Captain Philip Mark Mehrtens jika keinginannya tidak dipenuhi. KKB memberi batas waktu dua bulan bagi negara-negara lain untuk berdialog dengan Indonesia terkait Papua.
Dilansir dari video 20Detik Sabtu (27/5), Captain Philip tampak kurus dengan dikelilingi oleh para anggota KKB yang menenteng senapan serbu. Philip juga memegang bendera Bintang Kejora yang dilarang.
Philip berbicara di hadapan kamera. Dia mengatakan KKB menginginkan negara-negara lain selain Indonesia agar terlibat dalam dialog perihal kemerdekaan Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KKB di sini memberikan waktu dua bulan lagi bagi negara-negara di luar Indonesia untuk berdialog dengan Indonesia dan Papua untuk Papua merdeka," jelas Captain Philip, Sabtu (27/5/2023).
Captain Philips mengaku diancam akan ditembak mati ketika keinginan KKB tidak terpenuhi.
"Mereka (KKB) mengatakan akan menembak saya," ungkapnya.
Diketahui KKB menyandera pilot pesawat Susi Air Philip Mark Mehrtens setelah dia mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro pada Selasa (7/2). Sementara lima penumpang yang dibawa pesawat tersebut berhasil dievakuasi.
Bahkan Egianus Kogoya dan kelompoknya juga membakar pesawat pesawat pilatus PK-BVY milik maskapai Susi Air. Philip pun sudah disandera selama 4 bulan oleh KKB.
Libatkan Pihak Gereja untuk Negosiasi
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri memastikan negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air Captain Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB masih berlangsung. Mathius berupaya negosiasi dilakukan langsung dengan Egianus Kogoya.
"Saya berbicara dengan berbagai pihak tentang proses negosiasi ini termasuk dengan pihak Gereja yang di dalamnya ada Dewan Gereja dan Uskup yang akan semaksimal mungkin melakukan negosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya untuk bisa melepas pilot yang dibawanya," kata Mathius, dilansir dari detikNews, Kamis (25/5).
Mathius juga mengatakan bahwa Satgas Damai Cartenz sedang menyiapkan langkah-langkah penegakan hukum. Ia akan membuka negosiasi kepada siapapun termasuk pihak pemerintah Nduga hingga Komnas HAM.
"Tentunya negosiasi bisa dilakukan dengan siapa saja, saya membuka diri untuk semua pihak, yang dari awal yakni pihak pemerintah Nduga bekerja sama dengan Kapolres kemudian ada juga pihak dari Komnas HAM yang menawarkan diri dan kami terima," tuturnya.
Mathius juga mengaku sudah mengirimkan tim khusus sebagai upaya dalam melakukan negosiasi dan memfasilitasi semua pihak. Dia berharap upaya tersebut bisa berjalan dan pilot Susi Air bisa dilepaskan.
"Saya berharap negosiasi tersebut menghasilkan hasil yang baik, kita memberikan kesempatan kepada kelompok Egianus bisa mengembalikan pilot melalui jalur negosiasi secara baik," terangnya.
(afs/sar)