Perawat berinisial EL (31) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami tindakan penganiayaan oleh keluarga pasien yang meninggal dunia. EL pun melapor ke polisi atas dugaan penganiayaan.
"Iya benar ada laporan perawat dianiaya (keluarga pasien)," kata Kasat Reskrim Polresta Kendari AKP Fitrayadi kepada detikcom, Kamis (25/5/2023).
Fitrayadi menuturkan korban saat ini akan dilakukan visum oleh tim medis. Polisi juga akan menggali keterangan lebih lanjut dari korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban akan divisum dan akan dimintai keterangan lagi," ujarnya.
EL membuat laporan ke polisi didampingi perwakilan RSUD Kota Kendari dan pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulut. EL membenarkan laporannya terkait dugaan kekerasan yang dialaminya.
"Iya tadi sudah laporan dan sekarang mau visum dulu," tuturnya.
Sementara Ketua PPNI Sultra Heriyanto mengatakan akan mengawal kasus ini. Ia mengatakan setelah berdiskusi bersama organisasi dan tempat korban bekerja, disimpulkan lanjut ke proses hukum.
"Kami sudah berdiskusi, kesepakatan bersama antara tempat kerja dengan organisasi profesi untuk menindaklanjuti dalam bentuk laporan," ujarnya.
Heriyanto menuturkan tindakan pelaku terhadap korban merupakan perbuatan semena-mena. Perilakunya dianggap bentuk kekerasan terhadap profesi tenaga kesehatan.
"Karena ini adalah tindakan yang menurut kami semena-mena dan tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan sehingga sebagai organisasi profesi punya kewajiban untuk mengawal sampai selesai," ungkap Heriyanto.
Untuk diketahui, EL mengalami tindakan penganiayaan di ruang ICU RSUD Kendari pada Selasa (23/5) sekitar pukul 23.40 Wita. Pelaku merupakan keluarga pasien yang dinyatakan meninggal dunia.
EL menuturkan, setelah memastikan pasien sudah dinyatakan meninggal dunia, semua peralatan yang menempel di tubuh pasien kemudian dilepaskan. Tiba-tiba pelaku langsung melakukan penganiayaan.
Saat dianiaya dengan penamparan menggunakan tangan di bagian belakang telinga sebelah kiri oleh pelaku, EL mengaku merasakan pusing.
"Ada terekam CCTV (penganiayaan) hampir tersungkur karena pusing," tandasnya.
(hsr/sar)