Mes karyawan PT Panca Pilar Sejahtera (PPS) yang menjadi lokasi pembunuhan gadis asal Tana Toraja, Agnes Retni Anggraini (25) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), dibakar oleh massa. Polisi kini menyelidiki pembakaran tersebut.
"Iya (TKP tempat korban ditemukan tewas dibakar)," ujar Kasi Humas Polres Morowali Ipda Abdul Hamid saat dihubungi detikcom, Selasa (16/5/2023).
Ipda Hamid belum menjelaskan lebih rinci kapan peristiwa tersebut terjadi. Dia juga belum mengkonfirmasi apakah pembakaran itu ada hubungannya dengan kasus pembunuhan Agnes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya belum tahu persis kejadian tersebut. Tanya Kapolres dulu, saya belum tahu kejadian tersebut," jelasnya.
Sementara dalam video beredar, tampak sebuah rumah dengan plat tulisan office sudah dalam kondisi terbakar. Terlihat juga massa berkumpul depan mes yang dibakar.
Massa yang berkumpul juga berteriak. Sementara keterangan video hanya menjelaskan bahwa pelaku sudah tertangkap.
"Semoga bisa berdamai kodong karena pelakunya sudah ketangkap juga," demikian bunyi keterangan di balik video beredar.
Pembunuhan Gadis Toraja
Sebelumnya diberitakan,Agnes ditemukan tewas bersimbah darah di mes karyawan kantor PT Panca Pilar Sejahtera di Desa Bahodopi, Kecamatan Bahodopi, Morowali pada Sabtu (13/5). Selain bersimbah darah, mayat korban juga ditemukan dalam kondisi tangan dan kakinya terikat dan kepala mengeluarkan darah.
"Korban (ditemukan) dalam keadaan tangan terikat, kaki terikat, kepala terbungkus, menggunakan kaos warna Biru, celana hitam dan banyak darah," ujar Kapolres Morowali AKBP Suprianto kepada detikcom, Minggu (14/5).
Belakangan diketahui korban dibunuh rekan kerjanya Muh Jufri (33). Polisi mengungkapkan pelaku Jufri awalnya meminjam uang Rp 500 ribu kepada korban namun korban meminta pelaku menarik sendiri uang Rp 500 ribu menggunakan kartu ATM korban karena sedang tidak memiliki uang tunai.
"Selesai tarik uang, kembalikan ini ATM dari pelaku ke korban," kata AKBP Suprianto kepada detikcom, Senin (15/5).
Masalah mulai muncul setelah korban curiga pelaku menarik uang melebihi Rp 500 ribu. Saat itu korban langsung menginterogasi pelaku.
"(Korban bilang) 'tidak kau ambil lebih ji itu?'" ujar AKBP Suprianto.
Tudingan itu ternyata membuat pelaku tersinggung. Pelaku dan korban pun akhirnya cekcok hingga saling dorong.
"Karena sempat dituduh, saling dorong juga di situ sampai korban juga jatuh," katanya.
Saat terjatuh, korban langsung meminta tolong dengan cara berteriak. Teriakan itu rupanya membuat pelaku langsung panik.
"Si korban ini teriak minta tolong. Si pelaku ini panik jadi pelaku kemudian menutup kepala dan memukul (kepala korban) pakai batu," bebernya.
Pelaku juga mengikat tangan dan kaki korban usai dipukul. Menurut Suprianto, pelaku takut korban tiba-tiba melarikan diri dan meminta pertolongan ke warga sekitar.
"(Tangan dan kaki diikat karena pelaku takut) kalau dia (korban) lari. Namanya orang panik kita enggak tau. Yang jelas faktanya kita dapat seperti itu," katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya....
Pelaku langsung kabur usai menghabisi nyawa korban. Sementara korban belakangan ditemukan keluarganya dalam kondisi mengenaskan.
Menurut Suprianto, korban dinyatakan meninggal akibat hantaman batu di kepala. Kekerasan itu membuat korban mengeluarkan banyak darah.
"(Korban meninggal) dipukuli di kepala banyak keluar darah dia," ungkapnya.
Pelaku Muh Jufri sempat kabur usai melakukan aksinya. Namun polisi yang melakukan penyelidikan dapat meringkus pelaku di salah satu Warkop di Morowali pada Minggu (14/5) malam.
"Sebelum 1 x 24 jam langsung kita amankan tersangka," ujar Kasat Reskrim Polres Morowali Iptu Dicky Armana Surbakti kepada wartawan,Senin(15/5).