Fakta-fakta Cekcok Oknum TNI Vs Polisi hingga Polres Jeneponto Diserang OTK

Penyerangan Polres Jeneponto

Fakta-fakta Cekcok Oknum TNI Vs Polisi hingga Polres Jeneponto Diserang OTK

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Jumat, 28 Apr 2023 11:53 WIB
Polres Jeneponto diserang OTK. Dokumen Istimewa
Foto: Polres Jeneponto diserang OTK. Dokumen Istimewa
Makassar -

Polres Jeneponto diserang orang tidak dikenal (OTK) menggunakan bom molotov dan batu. Terungkap, ada insiden kesalahpahaman antara 2 oknum TNI dan 1 polisi sebelum penyerangan tersebut.

Penyerangan Polres Jeneponto berlangsung pada Kamis (27/4) dini hari. Polisi mengatakan para pelaku penyerangan tidak kurang dari 100 orang.

Dirangkum detikSulsel, Jumat (28/4/2023), berikut fakta-fakta Polres Jeneponto diserang OTK:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Polisi: Penyerang 100 Orang

Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Komang Suartana mengatakan pelaku penyerangan tak kurang dari 100 orang. Para pelaku melancarkan serangan dari arah belakang Polres Jeneponto.

"Dini hari (kejadian penyerangannya). Itu diperkirakan informasinya 100 (orang pelaku penyerangan)," ujar Kombes Suartana kepada detikSulsel, Kamis (27/4).

ADVERTISEMENT

Suartana tak mengungkap lebih jauh kronologi penyerangan ini. Namun dia mengatakan pelaku yang menggunakan batu dan bom molotov menyerang gedung Polres, musala Polres, dan sejumlah fasilitas Polres lainnya.

"Kita belum tau kronologisnya. Intinya kan ada penyerangan melakukan perusakan, kantor, musala, masjid, dengan menggunakan batu, bom molotov," ungkap Suartana.

Insiden itu juga terekam kamera dan beredar di media sosial. Tampak massa beraksi di tengah suasana gelap gulita.

Terdengar pelaku mengeluarkan kata-kata kasar. Para pelaku juga berteriak bakar dan bakar.

"Maju-maju, maju, we maju we, bakar-bakar," terdengar suara pria dalam video beredar.

2. Seorang Polisi Tertembak di Perut

Seorang anggota polisi, Bripka MM tertembak di perut saat penyerangan. Dia pun dilarikan ke RS Bhayangkara di Makassar.

"Ada 1 luka tembak, iya (korbannya polisi)," ujar Suartana.

Dia mengatakan korban menjalani operasi untuk mengeluarkan proyektil peluru di tubuhnya.

"Sementara dirawat ya, karena akan dilakukan pengeluaran proyektil itu," ungkap Suartana.

3. Insiden Cekcok 2 TNI Vs 1 Polisi

Penyerangan Polres Jeneponto didahului adanya kesalahpahaman antara 2 oknum TNI dan 1 polisi. Namun Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen Totok Imam Santoso mengatakan kesalahpahaman itu belum dapat disimpulkan sebagai penyebab penyerangan Polres Jeneponto.

Kesalahpahaman tersebut melibatkan 2 oknum TNI masing-masing dari Kodam V/Brawijaya dan Kodam XIII/Merdeka dengan seorang oknum personel Polres Jeneponto. Kedua oknum TNI itu diketahui sedang cuti di Jeneponto.

"Mungkin rekan-rekan sudah mendengar kejadian di Kabupaten Jeneponto adanya kesalahpahaman oknum dari TNI AD yang sedang melaksanakan cuti dari Kodam V/Brawijaya dan dari Kodam XIII/Manado (Kodam XIII/Merdeka) dengan oknum dari Polres Jeneponto, kalau tidak salah dari Satreskrim," ujar Mayjen Totok saat melakukan konferensi pers bersama Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso di Ruang Binayuda Makodam XIV Hasanuddin, Makassar, Kamis (27/4) malam.

POM masing-masing Kodam tersebut kini sudah berada di Jeneponto. Kedua oknum prajurit yang terlibat masalah itu sedang diperiksa.

"Itu sudah dihadiri oleh masing-masing Komandan POM Kodam dan kita membantu memfasilitasinya. Dan sudah ada titik temu, jadi masing-masing diselesaikan, diambil keterangan nanti setelah minta waktu 2 hari setelah ketemu nanti akan disampaikan," ujar Totok.

4. Kapolda Sulsel Siap Sanksi Anggota Bermasalah

Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso turut membenarkan cekcok 2 oknum TNI dan 1 polisi. Dia mengatakan siap menindak anggotanya yang bermasalah.

Dia meminta Kabid Propam Polda Sulsel untuk mengusut kasus ini. Proses penyelesaian kasus diminta dilakukan bersama-sama dengan TNI.

"Kemudian Kabid Propam saya juga sudah sampaikan silakan untuk bekerja sama dengan TNI bersama-sama untuk menyelesaikan kasus ini dengan sebaik-baiknya," ujar Irjen Setyo saat konferensi pers di Ruang Binayuda Makodam XIV Hasanuddin, Makassar, Kamis (27/4).

5. Pangdam Tegaskan 100 OTK Tidak Ada Kaitannya dengan TNI

Mayjen Totok juga menanggapi informasi 100 OTK penyerang Polres Jeneponto diidentifikasi sebagai oknum TNI. Totok menegaskan para OTK tersebut tidak ada kaitannya dengan TNI.

"Sampai saat ini juga itu (penyerangan) tidak ada kaitan dengan TNI, tidak ada," tegas Mayjen Totok.

Dia pun lanjut menegaskan para penyerang Polres Jeneponto belum dapat diidentifikasi sehingga mereka tetap berstatus OTK.

"Saya sampaikan (pelaku penyerangan) orang tidak dikenal karena sampai saat ini kita masih mencari pelakunya terhadap Polres Jeneponto," ujar Mayjen Totok.

Oleh sebab itu, dia mendorong jajarannya untuk membantu mengungkap pelaku penyerangan. Dia menegaskan TNI-Polri akan bahu membahu mengungkap pelaku penyerangan.

"Dan setelah kejadian itu langsung cepat, Kasrem 141, Dandim dan beberapa pejabat dari Polres dengan Kodim langsung ke lokasi dan sudah diadakan koordinasi, komunikasi," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.....

6. Kapolda Sulsel Minta Anggota Jangan Reaktif

Kembali ke Irjen Setyo Boedi, dia meminta jajaran anggotanya mengutamakan kesejukan terkait kasus penyerangan Polres Jeneponto. Irjen Setyo menekankan agar para anggota tak perlu reaktif menyikapi insiden ini.

"Sudah saya sampaikan dengan adanya kejadian pengrusakan di Polres Jeneponto, ini sudah saya tekankan kepada anggota tetap moral harus tinggi, pelayanan kepada masyarakat diutamakan, jangan reaktif dengan kejadian tersebut, kita tetap waspada. Kemudian bertindak secara profesional untuk mengungkap kasus ini bersama-sama dengan TNI," ujar Irjen Setyo.

"Kemudian yang ingin saya sampaikan terkait dengan informasi yang berkembang kita harus menyikapi dengan suasana kesejukan, tidak ada berita-berita yang menyimpang dari fakta yang sebenarnya," kata dia.

Lebih lanjut, Irjen Setyo mengungkapkan bahwa TNI dan Polri masih punya banyak agenda besar. Dia juga menyebut TNI-Polri merupakan pilar yang harus solid sehingga tidak terjadi lagi kejadian serupa.

"Karena kita masih punya agenda besar. Kita bersama TNI merupakan pilar yang harus solid, yang harus kita bangun bersama, sehingga ke depan hal-hal seperti ini harus tidak boleh terjadi lagi. Harus diselesaikan secara cepat, kemudian kita juga harus bersinergi, memelihara sinergitas," tuturnya.

7. Pangdam Ajak Anggota Buang Ego

Senada dengan Irjen Setyo, Mayjen Totok menekankan anggotanya untuk menghilang ego masing-masing. Anggota diminta menjaga persatuan.

"Jujur bahwa kita untuk NKRI, bukan untuk kepentingan institusi. Jadi untuk ego TNI ke Polri kita hilangkan semua adalah untuk NKRI," tegas Totok.

Dia menegaskan kasus ini tidak hanya berakhir di tingkat institusi saja. Persoalan ini menjadi evaluasi bagi TNI maupun Polri untuk memperkuat hubungan kedua institusi.

"Sama-sama seperti itu, sehingga mereka nyaman. Sehingga tidak ada lagi yang di bawah persepsi mengatakan 'ah paling di institusi itu saja'," tuturnya.

Pihaknya juga merekomendasikan agar jajaran Kodam XIV Hasanuddin maupun Polda Sulsel saling mengawal. Kedua belah pihak harus sama-sama memberi pengarahan.

"Kalau Kapolda mengizinkan, mungkin Senin Dandim ke Kapolres, kemudian kasih ke pengarahan ke Polres. Nanti gantian siangnya Kapolres ke Kodim ngasih pengarahan ke Kodim," ujarnya.

"Sampaikan apa adanya, terbuka sehingga mereka tahu. Dan setahu saya selama ini saya kunjungan, Dandim dan Kapolres sudah sama-sama. Tapi kita coba lagi yang seperti itu," tambah Imam.


Hide Ads