Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen Totok Imam Santoso mengungkap adanya kesalahpahaman antara 2 oknum TNI dengan 8-10 oknum polisi sebelum insiden penyerangan Polres Jeneponto. Namun Mayjen Totok mengatakan kesalahpahaman tersebut belum dapat disimpulkan sebagai penyebab penyerangan Polres Jeneponto.
Mayjen Totok mengatakan kesalahpahaman itu tepatnya melibatkan dua oknum TNI yang sedang cuti ke Jeneponto yakni masing-masing dari Kodam V/Brawijaya dan Kodam XIII/Merdeka. Totok mengatakan kedua oknum TNI terlibat cekcok dengan oknum personel Polres Jeneponto yang berjumlah 8-10 orang.
"Mungkin rekan-rekan sudah mendengar kejadian di Kabupaten Jeneponto adanya kesalahpahaman oknum dari TNI AD yang sedang melaksanakan cuti dari Kodam V/Brawijaya dan dari Kodam XIII/Manado (Kodam XIII/Merdeka) dengan oknum dari Polres Jeneponto, kalau tidak salah dari Satreskrim. Bukan dengan 1 anggota Polri tapi sekitar 8-10 orang anggota Polri dengan mengeluarkan senapan dan melakukan penembakan," ujar Mayjen Totok saat melakukan konferensi pers bersama Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso di Ruang Binayuda Makodam XIV Hasanuddin, Makassar, Kamis (27/4/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayjen Totok mengatakan POM masing-masing Kodam tersebut sudah berada di Jeneponto. Dua oknum prajurit yang terlibat masalah itu sedang diperiksa.
"Itu sudah dihadiri oleh masing-masing Komandan POM Kodam dan kita membantu memfasilitasinya. Dan sudah ada titik temu, jadi masing-masing diselesaikan, diambil keterangan nanti setelah minta waktu 2 hari setelah ketemu nanti akan disampaikan," ujar Totok.
Totok mengatakan Propam Polda Sulsel juga sudah ikut mengusut oknum polisi yang terlibat. Dia pun berharap hasil pemeriksaan kedua institusi dapat segera disampaikan hasilnya dalam waktu dekat.
"Saat ini Danpomdam kedua Kodam (Kodam Brawijaya dan Kodam Manado) tersebut masih di Jeneponto untuk mengambil keterangan kemudian dari Polda sudah diambil alih oleh Propam dan minta tidak lama segera disampaikan," kata Totok.
Kendati ada kesalahpahaman oknum antarinstitusi tersebut, Totok menegaskan penyerangan Polres Jeneponto sejauh ini tak dapat disimpulkan dilakukan oknum TNI.
"Penyerangan tidak ada (dari TNI)," tegas Totok.
Insiden Penyerangan Polres Jeneponto
Polres Jeneponto diserang oleh sejumlah orang tak dikenal (OTK) pada dini hari tadi. Polisi menyebut para pelaku melakukan pelemparan molotov dan batu ke arah gedung Polres.
Para pelaku juga disebut menjadikan gedung Polres, musala Polres dan sejumlah fasilitas Polres lainnya sebagai sasaran penyerangan.
Penyerangan ini juga terekam kamera dan beredar di media sosial. Tampak massa beraksi di tengah lokasi yang gelap.
Terdengar pelaku mengeluarkan kata-kata kasar. Para pelaku juga berteriak bakar dan bakar.
"Maju-maju, maju, we maju we, bakar-bakar," terdengar suara pria dalam video beredar.
1 Polisi Luka Tembak
Penyerangan itu turut membuat anggota polisi, Bripka MM mengalami luka tembak pada bagian perutnya. Korban telah dievakuasi ke RS Bhayangkara.
"Sekarang dirawat di rumah sakit," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana kepada detikSulsel, Kamis (27/4/2023).
Suartana mengatakan korban MM menderita luka tembak di perut. Oleh sebab itu, korban MM akan lebih dulu dirawat sebelum dioperasi untuk mengeluarkan proyektil di tubuhnya.
"Sementara dirawat ya, karena akan dilakukan pengeluaran proyektil itu," ungkap Suartana.
Disclaimer: redaksi detikSulsel telah melakukan penyesuaian narasi dan kutipan masing-masing pada pragaraf pertama, kedua dan ketiga dalam artikel ini atas informasi mutakhir yang disampaikan narasumber.
(hmw/asm)