Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membantah isu tentang banyak prajurit TNI gugur saat diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan. Yudo menegaskan informasi tersebut tidak benar alias hoax.
Mulanya, Yudo menanggapi pihak KKB yang mengklaim ada 13 prajurit TNI gugur dalam operasi pencarian pilot Susi Air di Nduga. Informasi tersebut disampaikan melalui sosial media seperti YouTube.
"Ada pernyataan dari perwakilan KST (KKB Papua) yang sering muncul di YouTube itu adalah hoax semua, itu hoax semua. Sering memang mereka selalu memunculkan berita-berita yang seperti itu," kata Yudo dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Puspen TNI, Selasa (18/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudo menegaskan informasi yang disebar pihak yang mengaku perwakilan KKB itu tidak berdasar. Bahkan dia menduga masyarakat yang dibunuh KKB.
"Ya enggak tahu dari mana infonya. Siapa yang dibunuh tidak tahu. Jangan-jangan masyarakat," imbuhnya.
Yudo pun membeberkan bahwa sejauh ini ada 3 prajurit TNI yang gugur diserang KKB selama operasi pencarian pilot Susi Air di Nduga. Prajurit tersebut diserang KKB di lokasi yang berbeda-beda.
"Yang TNI 3 (gugur), yang sekarang ini 1, kemudian yang lalu itu yang ada keserempet, kemudian ada satu kontak (tembak senjata) pertama itu di daerah berbeda-beda," ungkapnya.
Operasi TNI di Nduga Jadi Siaga Tempur
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan status operasi di Nduga, ditingkatkan menjadi siaga tempur. Peningkatan status ini setelah serangan KKB menyebabkan 1 prajurit gugur, 4 luka-luka dan 4 lainnya hilang.
"Dari awal saya sudah katakan kita akan melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach. Tapi dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur," kata Yudo saat jumpa pers di Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4).
Peningkatan status siaga tempur tersebut diharapkan dapat meningkatkan naluri tempur para prajurit yang terlibat dalam operasi pencarian pilot Susi Air. Yudo mengaku selama ini operasi di Nduga yakni soft approach.
"Jadi kalau TNI di Laut Natuna itu operasi siaga tempur laut. Nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya ditingkatkan dari soft approach menjadi operasi siaga tempur. Agar apa, pasukan kita terbangunnya naluri tempurnya," tegasnya.
Yudo menekankan operasi humanis dilakukan untuk seluruh masyarakat Papua. Hal itu dilakukan untuk bersama-sama TNI dan masyarakat menjaga keamanan.
"Saya jelaskan operasi humanis itu bukan untuk KKB. Itu untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi kalau KKB melakukan kontak tembak kita humanis, ya habis kita," tegasnya.
"Humanis kalau ada masyarakat yang bersama-sama kita menjaga daerahnya dan bersama-sama kita melakukan kegiatan untuk memecahkan permasalahan di lingkungan rumah tangga dan menyekolahkan anak-anaknya," tambah Yudo.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Bupati Purwakarta Upayakan Pemulangan Jenazah Korban Penembakan KKB"
[Gambas:Video 20detik]