Tiga prajurit TNI dilaporkan gugur selama operasi penyelamatan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan. Ketiganya meninggal usai diserang KKB di wilayah berbeda.
"Kalau yang versi kita sejak pilot (Susi Air) itu ada 3 (prajurit TNI gugur). Ada 3 yang kemarin sudah kita kembalikan ke saudaranya," kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Puspen TNI, Selasa (18/4/2023).
Namun Yudo tak menjelaskan lebih lanjut terkait peristiwa gugurnya ketiga prajurit TNI itu. Dia mengatakan, peristiwa terakhir menimpa satu prajurit TNI yang meninggal saat KKB menyerang di wilayah Mugi-Mam, Nduga pada Sabtu (15/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang TNI 3, yang sekarang ini 1 (prajurit meninggal). Kemudian yang lalu itu yang ada keserempet, kemudian ada satu kontak pertama itu di daerah berbeda-beda," urai Yudo.
Yudo kemudian menjawab informasi 13 prajurit TNI yang dikabarkan meninggal akibat serangan KKB selama operasi pembebasan pilot Susi Air. Dia membantah kabar yang diklaim KKB tersebut.
"Ya nggak tahu dari mana infonya (13 prajurit TNI gugur). Siapa yang dibunuh tidak tahu. Jangan-jangan masyarakat," ujarnya.
Operasi TNI Ditingkatkan Jadi Siaga Tempur
Atas rentetan insiden itu, Yudo memberlakukan operasi siaga tempur di wilayah Papua. Yudo menegaskan peningkatan status operasi itu imbas serangan KKB menyebabkan 1 prajurit gugur, 4 luka-luka dan 4 lainnya hilang.
"Dari awal saya sudah katakan kita akan melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach. Tapi dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur," kata Yudo.
Dia mengatakan peningkatan status operasi ini untuk meningkatkan naluri bertempur prajurit. Dia lalu membandingkan status operasi yang dilakukan di Laut Natuna.
"Jadi kalau TNI di Laut Natuna itu operasi siaga tempur laut. Nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya ditingkatkan dari soft approach menjadi operasi siaga tempur. Agar apa, pasukan kita terbangunnya naluri tempurnya," paparnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Yudo kemudian menyebut operasi humanis tetap dilakukan untuk seluruh masyarakat Papua. Namun khusus untuk KKB akan diberikan tindakan tegas.
"Saya jelaskan operasi humanis itu bukan untuk KKB. Itu untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi kalau KKB melakukan kontak tembak kita humanis, ya habis kita," tegasnya.
"Humanis kalau ada masyarakat yang bersama-sama kita menjaga daerahnya dan bersama-sama kita melakukan kegiatan untuk memecahkan permasalahan di lingkungan rumah tangga dan menyekolahkan anak-anaknya," tambah Yudo.
Yudo juga mengatakan bahwa operasi ini hanya akan diberlakukan untuk daerah rawan aksi teror KKB agar segera dilokalisir.
"Ini tidak semua ya, tidak semua di Papua operasi siaga tempur, khususnya di daerah-daerah rawan seperti ini. Dengan adanya seperti ini kan daerah itu langsung kita lokalisir bahwa lokasi tersebut harus kita laksanakan operasi siaga tempur," jelas Yudo.
1 Prajurit TNI Gugur, 5 Terluka dan 4 Hilang
Yudo Margono sebelumnya mengungkapkan total 36 prajurit TNI diturunkan dalam operasi pencarian pilot Susi Air hingga diserang KKB di Nduga. Yudo merincikan 1 prajurit TNI gugur, 5 terluka, 4 hilang dan 27 lainnya dalam kondisi sehat atau tanpa luka.
"Sampai saat ini sudah 5 personel yang kena luka tembak. Tadi sudah dievakuasi ke Timika," ungkap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung lewat kanal YouTube Puspen TNI, Selasa (18/4).
"Jadi 5 tersebut alhamdulillah semuanya sehat karena dari heli tadi, saya jalan menuju ke ambulans untuk dilaksanakan perawatan di Rumah Sakit di Timika," paparnya.
Lebih lanjut, saat ini pihaknya masih berupaya melakukan pencarian terhadap 4 prajurit. Nasib keempatnya belum diketahui hingga saat ini.
"Yang masih belum terkonfirmasi sampai saat ini masih ada 4 personel," jelasnya.