Legislator DPR RI Minta Aparat Evaluasi Operasi Penanganan KKB di Papua

Papua

Legislator DPR RI Minta Aparat Evaluasi Operasi Penanganan KKB di Papua

Jonh Roy Purba - detikSulsel
Senin, 17 Apr 2023 22:44 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Yan Mandes bersama Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Foto: Anggota Komisi I DPR RI Yan Mandenas bersama Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Dok. Istimewa)
Nduga -

Anggota Komisi I DPR RI Bidang Pertahanan Yan P Mandenas meminta operasi penanganan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Papua. Hal ini buntut rentetan kasus yang menewaskan aparat keamanan akibat diserang KKB.

"Saya minta kembali agar aparat melakukan operasi mengedepankan prinsip hati-hati dan lebih melakukan penelitian analisa sebelum melakukan penyerangan," imbuh Yan Mandenas kepada detikcom, Senin (17/4/2023).

Yan Mandenas menganggap aparat keamanan yang diterjunkan harus dengan persiapan yang matang. Personel mesti paham wilayah geografis di lapangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebih dari itu anggota yang bertugas harus lebih dahulu menguasai geografis atau wilayah baru melakukan penangkapan terhadap KKB," paparnya.

Menurutnya intensitas penyerangan KKB di wilayah Papua semakin meningkat. Apalagi penyerangan KKB yang melibatkan aparat keamanan bahkan warga sipil sudah menjadi konflik yang berkepanjangan.

ADVERTISEMENT

"Karena saya lihat konflik ini tidak akan selesai. Jadi mungkin harus ada cara lain yang dilakukan. Karena jangan sampai justru aparat kita yang menjadi korban lebih banyak," ucap Yan Mandenas.

Yan Mandenas berharap aparat keamanan harus lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan, khususnya di daerah konflik seperti Nduga, Intan Jaya, Puncak dan Puncak Jaya. Operasi penegakan hukum harus punya sasaran yang jelas.

"Apalagi dari pantauan dan laporan yang saya dapat dari masyarakat ada daerah konflik di Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya. Penyisiran boleh saja dilakukan tetapi harus mempunyai target sasaran yang jelas," imbuh Yan Mandenas.

Legislator Fraksi Gerindra ini menambahkan aparat keamanan tidak harus mengambil tindakan serangan fisik ketiga mencurigai warga yang melanggar hukum. Yan Mandenas lantas mencontohkan ketika mendapatkan adanya warga menyimpan atau mengibarkan bendera bintang kejora.

"Jangan mendapat respons yang luar biasa dan melakukan penyiksaan. Harusnya justru direkomendasikan ke proses hukum, itu lebih elegan ketimbang kita menyiksa masyarakat," sebutnya.

Operasi di Papua Belum Mampu Putus Mata Rantai Teror KKB

Yan Mandenas mengatakan operasi yang selama ini berjalan di Papua dari waktu ke waktu belum mampu memutus mata rantai teror dari KKB. Bahkan selama ini yang terjadi hanya aksi saling serang yang berkepanjangan.

"Saya melihat operasi-operasi yang kita lakukan di Papua ini, dari waktu ke waktu dilakukan dan belum mampu kita memutus mata rantai dari KKB karena aksi balas dendam itu terjadi. Lalu regenerasi dari KKB itu terus berlanjut," tegasnya.

Dia berharap semua pihak termasuk kehadiran aparat TNI-Polri bisa bersama-sama menciptakan kedamaian di Papua. Yan Mandenas menekankan perlunya strategi yang baik dalam menangani konflik di Papua.

"Konflik di Papua bukan saja ditangani di tingkat arus bawah, tetapi sesuai dengan klaster kelompok masyarakat yang ditingkat bawah. Kemudian melibatkan tokoh pemudanya, tokoh masyarakatnya, tokoh agama, elit-elit politiknya, pemerintah daerahnya sampai ke pusat, sehingga kita dapat solusi bersama untuk menciptakan Papua yang aman dan damai," jelasnya.

6 Prajurit TNI Gugur- 21 Orang Hilang Diserang KKB

Sebelumya diberitakan, Yan Mandenas mengungkapkan sebanyak 6 prajurit TNI gugur dan 21 lainnya masih hilang usai diserang KKB di Nduga, Papua Pegunungan. Data tersebut berdasarkan informasi yang dia terima.

"Menyikapi situasi kontak tembak di Mugi, Kabupaten Nduga, pertama aparat TNI yang menjadi korban kekerasan dari KKB turut berduka cita yang mendalam terhadap anggota TNI yang 6 orang gugur dan 21 orang yang belum diketahui," kata Yan Mandenas, Senin (17/4).

Sementara Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono turut menjawab kabar enam prajurit gugur diserang KKB . Julius mengatakan prajurit gugur hanya satu orang.

"Sampai pukul 14.03 WIB, informasi yang saya terima secara fisik baru satu orang, hanya satu orang," ujar Julius dalam jumpa pers, dikutip dari detikNews, Minggu (16/4).




(sar/nvl)

Hide Ads