Terungkap Luka Lebam-Bekas Cekikan di Leher Dokter Spesialis Tewas di Nabire

Kota Makassar

Terungkap Luka Lebam-Bekas Cekikan di Leher Dokter Spesialis Tewas di Nabire

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Rabu, 15 Mar 2023 06:30 WIB
Kakak kandung dokter Mawar, Hari Kurniawan di Makassar. Ihksan Bayu Aji Saputra/detikSulsel
Foto: Kakak kandung dokter Mawar, Hari Kurniawan di Makassar. Ihksan Bayu Aji Saputra/detikSulsel
Makassar -

Polisi masih menunggu hasil autopsi untuk mengungkap penyebab kematian dokter Mawar yang ditemukan tewas di rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Namun pihak keluarga mengungkap ada luka lebam pada pipi sebelah kiri dan bekas cekikan pada leher korban.

Hal tersebut diungkapkan oleh kakak dokter Mawar, Hari Kurniawan di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kurniawan mengatakan luka lebam dan bekas cekikan itu terlihat pada foto yang diambil oleh rekan-rekan korban.

"Di pipi kanan lebam, kemudian ada kita lihat merah bekas cekikan di leher. Itu foto dari rekan-rekannya yang pertama kali temukan mayatnya," ujar Kurniawan kepada detikSulsel, Selasa (14/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan luka dan bekas cekikan itu, Kurniawan menilai kematian adiknya itu janggal. Dia pun berharap polisi segera mengusut kematian korban.

"Iya, kami keberatan sekali karena ada ketidakwajaran atas meninggalnya adik kami," ujar Kurniawan.

ADVERTISEMENT

Kurniawan menambahkan, pihak keluarga dokter Mawar masih terus menunggu hasil autopsi. Mereka berharap kasus ini bisa terungkap secepatnya.

"Sudah tapi hasilnya belum ada, kalau ada kita lihat di media-media katanya sudah ada di tangan kemenkes. Cuma kami belum tahu apakah hasil apa itu. Cuman kalau dari keluarga belum sama sekali belum ada," katanya.

Sosok Dokter Mawar di Mata Keluarga

Semasa hidup, dokter Mawar dikenal oleh keluarganya sebagai perempuan yang berjiwa petualang. Dia juga dinilai selalu bertanggung jawab terhadap kerjaannya.

"Adek kami ini berjiwa petarung memang, dia orangnya senang tantangan, dan jiwa pengabdiannya kepada masyarakat sangat besar," ujar Kurniawan.

Kurniawan mengaku pihak keluarga sering berkomunikasi via telepon dengan Mawar. Sampai saat sebelum Mawar dikabarkan meninggal, pihak keluarga tidak pernah mendengar keluhan mengenai adanya orang yang sedang bermusuhan dengannya.

"Saya secara pribadi selalu dan terakhir komunikasi Selasa (7/3) malam. Kami bicara standar saja tidak ada masalah yang dikeluhkannya karena saya selalu tanya kabar. Beliau juga selalu tanya mengenai anjing peliharaan saya," katanya.

Namun Kurniawan mengaku sedikit heran dengan sikap adiknya yang tidak memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadanya pada Rabu (8/3) lalu. Padahal, menurut dia, adiknya tiap tahun selalu antusias mengucapkan selamat ulang tahun paling pertama.

"Tidak ada ucapan selamat ulang tahun ke saya, padahal itu ulang tahun saya dan dia biasanya paling cepat mengucapkan selama ulang tahun kepada saya karena saya kakaknya," imbuhnya.

"Bahkan waktu di Aceh dia pernah ke sana dalam rangka kegiatan sosial dan sudah jadi dokter. Dan saya pernah bertanya 'apa yang kau cari dari situ?' Yah sudah ini memang sudah panggilan saya," tambahnya.

Simak di halaman berikutnya....

Dokter Mawar Ditemukan Tewas

Dokter Mawar ditemukan tewas di rumah dinasnya di Kelurahan Siriwini, Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (9/3) sekitar pukul 19.00 WIT. Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya menerangkan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh saksi berinisial M (32) yang merupakan seorang perawat dan sopir korban. Saat itu, saksi hendak menjemput korban untuk diantar ke Apotik Pelita dalam rangka praktik.

"Saat sampai di rumah korban, saksi menunggu di luar rumah. Akan tetapi saat itu dokter atau korban tidak kunjung keluar. Saat itu saksi pun memutuskan untuk menghubungi ke telepon selulernya, namun tak kunjung direspon," katanya.

Lantaran tak kunjung ada respon dari korban, saksi M kemudian menghubungi rekannya, perawat Apotik Mulia berinisial RR dan seorang perawat di Apotik Pelita berinisial F. Tak lama berselang, kedua saksi kemudian datang ke rumah korban.

"Saat itu ke tiga saksi berupaya memanggil korban dan berteriak dari luar rumah namun tak juga kunjung ada jawaban. Lalu akhirnya ketiga korban membuka pintu yang di grendel dari dalam dengan cara membuka jendela disamping pintu," jelasnya.

Ketika ketiga saksi berada di dalam rumah, mereka langsung menuju ke kamar korban yang saat itu pintunya tidak terkunci. Menurut I Ketut, saat ketiga saksi masuk ke dalam kamar, korban sudah tergeletak tak bernyawa di tempat tidur dengan kondisi mulut berbusa.

"Saat itu salah satu saksi langsung menghubungi dokter jaga IGD RSUD Nabire. Lalu kemudian seorang dokter berinisial J tiba dan melakukan pemeriksaan terhadap korban," ungkapnya.

"Saat saksi dokter jaga meraba nadi korban sudah tidak terasa atau tidak ada sehingga kemudian saksi memutuskan untuk melaporkan kejadian itu kepada polisi. Dari laporan itu anggota piket Reskrim, Timsus dan Inafis Polres Nabire mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2
(hmw/hsr)

Hide Ads