Dokter Spesialis Tewas di Nabire, Ada Luka-Bekas Cekikan di Leher Korban

Kota Makassar

Dokter Spesialis Tewas di Nabire, Ada Luka-Bekas Cekikan di Leher Korban

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Selasa, 14 Mar 2023 16:29 WIB
Kakak kandung dokter Mawar, Hari Kurniawan di Makassar. Ihksan Bayu Aji Saputra/detikSulsel
Foto: Kakak kandung dokter Mawar, Hari Kurniawan di Makassar. Ihksan Bayu Aji Saputra/detikSulsel
Makassar - Dokter spesialis asal Makassar, Mawar ditemukan tewas di rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Pihak keluarga mengungkap ada luka lebam pada pipi sebelah kiri dan bekas cekikan pada leher korban.

"Di pipi kanan lebam, kemudian ada kita lihat merah bekas cekikan di leher. Itu foto dari rekan-rekannya yang pertama kali temukan mayatnya," ujar kakak dokter Mawar, Hari Kurniawan kepada detikSulsel, Selasa (14/3/2023).

Kurniawan menilai kematian adiknya itu janggal. Dia berharap polisi segera mengusut kematian korban.

"Iya, kami keberatan sekali karena ada ketidakwajaran atas meninggalnya adik kami," ujar Kurniawan.

Sampai saat ini keluarga dokter Mawar terus menunggu hasil autopsi. Mereka berharap kasus ini bisa terungkap secepatnya.

"Sudah tapi hasilnya belum ada, kalau ada kita lihat di media-media katanya sudah ada di tangan kemenkes. Cuma kami belum tahu apakah hasil apa itu. Cuman kalau dari keluarga belum sama sekali belum ada," katanya.

dokter Mawar sebelumnya ditemukan tewas di rumah dinasnya di Kelurahan Siriwini, Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (9/3) sekitar pukul 19.00 WIT. Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya menerangkan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh saksi berinisial M (32) yang merupakan seorang perawat dan sopir korban. Saat itu, saksi hendak menjemput korban untuk diantar ke Apotik Pelita dalam rangka praktik.

"Saat sampai di rumah korban, saksi menunggu di luar rumah. Akan tetapi saat itu dokter atau korban tidak kunjung keluar. Saat itu saksi pun memutuskan untuk menghubungi ke telepon selulernya, namun tak kunjung direspon," katanya.

Lantaran tak kunjung ada respon dari korban, saksi M kemudian menghubungi rekannya, perawat Apotik Mulia berinisial RR dan seorang perawat di Apotik Pelita berinisial F. Tak lama berselang, kedua saksi kemudian datang ke rumah korban.

"Saat itu ke tiga saksi berupaya memanggil korban dan berteriak dari luar rumah namun tak juga kunjung ada jawaban. Lalu akhirnya ketiga korban membuka pintu yang di grendel dari dalam dengan cara membuka jendela disamping pintu," jelasnya.

Ketika ketiga saksi berada di dalam rumah, mereka langsung menuju ke kamar korban yang saat itu pintunya tidak terkunci. Menurut I Ketut, saat ketiga saksi masuk ke dalam kamar, korban sudah tergeletak tak bernyawa di tempat tidur dengan kondisi mulut berbusa.

"Saat itu salah satu saksi langsung menghubungi dokter jaga IGD RSUD Nabire. Lalu kemudian seorang dokter berinisial J tiba dan melakukan pemeriksaan terhadap korban," ungkapnya.

"Saat saksi dokter jaga meraba nadi korban sudah tidak terasa atau tidak ada sehingga kemudian saksi memutuskan untuk melaporkan kejadian itu kepada polisi. Dari laporan itu anggota piket Reskrim, Timsus dan Inafis Polres Nabire mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)," lanjutnya.


(hmw/hsr)

Hide Ads