Penyebab Kematian Mahasiswa Unhas saat Diksar Mapala Berdasarkan Autopsi

Kota Makassar

Penyebab Kematian Mahasiswa Unhas saat Diksar Mapala Berdasarkan Autopsi

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Jumat, 10 Mar 2023 13:52 WIB
Virendy Marjefy (19), mahasiswa Fakultas Teknik Unhas yang meninggal saat ikut diksar Mapala.
Foto: Virendy Marjefy (19), mahasiswa Fakultas Teknik Unhas yang meninggal saat ikut diksar Mapala. (Reinhard Soplantila/detikSulsel)

Petunjuk Lewat Alkitab

Selain percakapan chat di ponselnya, James mengatakan Virendy juga meninggalkan petunjuk di dalam Alkitab miliknya. Virendy diketahui membawa Alkitab ke lokasi diksar.

"Kakaknya penasaran apa itu yang dibaca Virendy di Alkitab, terus kakaknya minta dibuka Alkitab yang dibawa ke lokasi. Ternyata itu ada dia beri garis bawah warna kuning baru dia lingkari," kata James.

James mengatakan Alkitab yang diberi tanda oleh Virendy seolah menggambarkan kekerasan yang dia alami selama proses Diksar. Sebab setiap ayat yang berkaitan tentang kekerasan diberi tanda menggunakan pulpen miliknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Isinya itu kesannya menggambarkan apa yang dia alami, yang bilang dia disiksa ditindas itu ayat-ayat semua yang dia lingkari," ujar James.

Selain itu, berdasarkan cerita peserta Diksar lainnya Virendy memiliki kebiasaan menyendiri membaca Alkitab dan memegang pulpen di lokasi.

ADVERTISEMENT

"Teman ceweknya yang peserta bilang itu kita (peserta) kalau malam di kemah, kalau dia (Virendy) belum bisa tidur dia menyendiri baca Alkitab pegang-pegang pulpen," ucapnya.

Mapala Teknik Unhas Bantah Ada Kekerasan

Sebelumnya, Ketua Mapala Fakultas Teknik Unhas Ibrahim membantah dugaan kekerasan di kasus Virendy Marjefy. Dia menegaskan diksar merupakan bentuk pendidikan sehingga tidak ada kekerasan.

"Yang pertama ini kegiatan pendidikan dasar ini kita bukan kali pertama kita lakukan ini sudah 27 kali sampai yang kemarin dan dari kami sangat terpukul dengan kondisi kemarin kondisinya itu bukan kita yang minta tidak diinginkan oleh siapapun," ujar Ibrahim kepada wartawan, Minggu (15/1) malam.

Ibrahim menjamin tidak terjadi kontak fisik saat proses diksar itu berlangsung di Maros, sejak hari Senin hingga hari Jumat. Mereka hanya melakukan pembinaan sebelum Diksar itu berlangsung dengan membekali persiapan materi maupun latihan.

"Kalau dari pihak panitia tidak ada sama sekali kekerasan kontak fisik yang ada kita hanya melatih fisiknya untuk bagaimana dia caranya bisa disiplin dan lain-lain. Ini sebelum perjalanan kan ada persiapan mulai dari jogging, bina materi, latihan simulasi renang dan lain-lain," jelas Ibrahim.



Simak Video "Video Viral Dokter RS Unhas Makassar Disebut Tolak Pasien Masuk IGD, Ini Faktanya"
[Gambas:Video 20detik]

(hmw/sar)

Hide Ads