Bocah berinisial AH (8) di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) dibanting ayah tirinya inisial RM (28) secara bertubi-tubi hingga tewas. Aksi sadis itu dilakukan RM lantaran emosi usai terlibat cekcok dengan istrinya.
"Jadi awalnya tersangka ini cekcok dengan ibu korban, setelah itu korban yang sedang tidur dibangunkan paksa oleh tersangka dengan cara langsung didudukkan," kata Kapolsek Kembang Janggut AKP Rihard Nixon saat dihubungi detikcom, Selasa (28/2/2023).
Penganiayaan sadis itu diketahui terjadi di rumah RM di Kecamatan Kembang Janggut, Kukar pada Sabtu (18/9). Saat itu, tersangka sempat bertanya ke korban apakah memilih ibu atau ayahnya jika keduanya berpisah. AH pun menjawab akan ikut ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus ditanya lagi sampai ke tiga kali, karena ketakutan diubah oleh korban jawabnya ikut ayah. Tapi tersangka ini telanjur emosi, akhirnya anak itu diangkat pakai tangan dan dibanting ke lantai sebanyak lima kali," terangnya.
Kemudian tersangka menyuruh korban mandi karena ngompol saat dibanting. Namun, penganiayaan itu kembali berlanjut saat korban di kamar mandi. Bahkan, setelah mandi korban kembali dianiaya lantaran dinilai lambat memakai baju.
"Begitu juga setelah mandi, karena korban dirasa tersangka lambat memakai baju, akhirnya korban ditendang hingga membentur dinding rumah dan dilanjutkan dipukul menggunakan sapu lidi," ungkapnya.
Selanjutnya, tangan korban dan ibunya diikat. Tersangka menyambungkan ikatan itu ke badannya agar korban dan istrinya tak dapat kabur dan melaporkan perbuatannya.
"Tapi setelah diikat ibu korban ini mau ke kamar mandi, akhirnya dibuka semua ikatan tali oleh tersangka," katanya.
Pada pukul 02.00 Wita dini hari, korban menangis lantaran kesakitan. Karena merasa terganggu, tersangka mengusir anak tirinya itu keluar dari rumah. Setelah di luar rumah penganiayaan kembali berlanjut.
"Jadi tersangka ini kembali memukuli korban, ibunya hanya bisa mendengarkan anaknya teriak-teriak minta ampun, dan tak berani membela anaknya karena takut dengan tersangka," bebernya.
Setelah itu, korban disuruh kembali tidur oleh tersangka, namun dia masih menangis karena merasa kesakitan. Tersangka lalu menyuruh korban untuk tidur di kamar mandi.
"Saat di kamar mandi anak ini masih meringis kesakitan, terus oleh ibunya disuruh kembali tidur di sebelahnya bersama tersangka," ucap Rihard.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pada pagi hari sekitar pukul 06.00 Wita, tersangka hendak menyuruh AH mengusir ayam yang berada di teras rumah. Namun saat itu AH sudah tidak bernafas dan dinyatakan meninggal dunia.
"Karena panik, tersangka kemudian menelpon ibu kandungnya dan memanggil warga untuk memandikan jenazah korban," sebutnya.
Penganiayaan yang dilakukan RM terhadap AH baru terungkap setelah ibu korban melaporkan ke pihak berwajib pada Selasa (7/2). Ibu korban meminta perlindungan polisi saat melapor lantaran takut dengan tersangka.
Usai menerima laporan, polisi pun melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi-saksi lain, kemudian melakukan pengejaran terhadap pelaku.
"Kita kejar dan menggeledah lima rumah yang diduga tempat persembunyian tersangka tapi tersangka sudah mengetahui dan berhasil kabur," ujarnya.
Pada Sabtu (25/2), polisi mendapatkan informasi keberadaan pelaku melalui akun media sosial Tiktok milik tersangka.
"Ya kita dapati di kabupaten Paser karena tersangka aktif meng-share dirinya di akun tiktok," paparnya.
Kepada polisi, RM mengaku tega menghabisi nyawa anaknya karena emosi usai terlibat cekcok dengan istri.
"Tersangka sudah kita amankan dan kini masih menjalani pemeriksaan intensif," pungkasnya.











































