Kronologi ABG Korban TPPO di Kalbar Kabur saat Dipekerjakan di THM Malaysia

Kalimantan Barat

Kronologi ABG Korban TPPO di Kalbar Kabur saat Dipekerjakan di THM Malaysia

Riani Rahayu - detikSulsel
Senin, 20 Feb 2023 21:57 WIB
Gadis remaja berinisial DW (16) menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Manusia (TPPO) di perbatasan Indonesia-Malaysia, di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Foto: Gadis remaja berinisial DW (16) menjadi korban TPPO di perbatasan Indonesia-Malaysia. (dok.istimewa)
Bengkayang -

Gadis berinisial DW (16) yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Manusia (TPPO) di Perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) sempat bekerja di tempat hiburan malam (THM). Beruntung DW berhasil kabur dari THM bersama 2 orang temannya.

"Sesampainya di Malaysia mereka dipekerjakan di THM sebagai karyawan pub (diskotik), tapi karena tidak betah dengan pekerjaan tersebut, mereka bertiga melarikan diri," jelas Kapolres Bengkayang AKBP Budi Suseno, kepada detikcom, Senin (20/2/2023).

Budi mengatakan, mereka kabur karena gaji yang diberikan tidak sesuai. Untuk menyambung hidup, mereka kembali mencari pekerjaan melalui media sosial Facebook.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena gajinya tidak sebanding, akhirnya korban melarikan diri kembali ke Indonesia. Setelah itu, mereka mencoba mencari pekerjaan kembali melalui media sosial Facebook," terangnya.

Tak lama berselang, mereka menemukan pekerjaan yang ditawarkan oleh seorang pria berinisial RD warga Malaysia. Yakni bekerja di warung kopi.

ADVERTISEMENT

"Pria ini menawarkan pekerjaan di warung kopi, tapi RD ini menolak DW untuk bekerja dengan alasan masih di bawah umur," tuturnya.

RD kemudian menyerahkan DW kepada rekannya berinisial AH, yang beralasan memiliki kedai warung kopi juga. Tapi nyatanya DW malah masuk ke area diskotik lagi.

"Korban ini sempat bermalam dua hari di diskotik itu, selama di sana korban justru mengalami pemerkosaan yang dilakukan oleh pemilik diskotik," paparnya.

DW rupanya sempat dicari oleh petugas Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Namun DW disembunyikan dan langsung dijemput AH, yang kemudian dibawa ke rumah AH yang berada di Kuching, Malaysia.

"Sempat dibawa ke Kuching, kemudian pada Kamis (16/2) DW diantarkan AH ke perbatasan," kata Bayu.

DW kemudian dijemput oleh 2 orang laki-laki, setelah berjalan kaki selama kurang lebih 2 jam ke parkiran motor di perbatasan. Setelahnya, DW dibawa ke sebuah rumah yang berada di Dusun Belida, Desa Sekida, Kecamatan Jagoi Babang.

"Kami lakukan penyelamatan ke korban karena ada WA masuk ke nomor hp kapolres Bengkayang. Nomor itu merupakan nomor bu MR, ibu DW. Beliau mengirimkan lokasi terakhir anaknya yg ada di perbatasan Malaysia, Jagoi Babang. Akhirnya saya perintahkan Kapolsek untuk jemput di perbatasan, setelah itu dibawa ke Polres," jelasnya lagi.

Diberitakan sebelumnya, DW menjadi korban TPPO di perbatasan Indonesia-Malaysia. Korban diduga sempat disekap hingga diperkosa sebelum dievakuasi polisi.

"Benar, kami terima laporan dari masyarakat tentang adanya TPPO yang terjadi di perbatasan. Saat ini kami fokus untuk segera memulangkan korban," ujar Kapolres Bengkayang AKBP Bayu Suseno, Senin (20/2).




(ata/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads