Isu kelompok kriminal bersenjata (KKB) Egianus Kogoya menyandera 15 orang pekerja bangunan di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Tengah, sedang diselidiki polisi. Saat ini polisi tengah melakukan konsolidasi dalam rangka merespons aksi Egianus Kogoya.
"Memang ada informasi yang kami terima bahwa ada 15 orang yang bekerja membangun Kantor Puskesmas di Distrik Paro, mendapat ancaman dari kelompok Egianus Kogoya. Nah informasi itu masih kami selidiki," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo kepada wartawan, Selasa (7/2/2023).
Benny menjelaskan terkait isu 15 orang disandera oleh kelompok Egianus Kogoya diterima dari masyarakat yang menghubungi kontraktor pembangunan Puskesmas di sana, Sabtu (4/2). Namun lantaran susahnya sinyal telekomunikasi membuat informasi tersebut sulit untuk ditindaklanjuti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah kemudian informasi itu sampai ke Bupati Nduga yang kemudian ditindaklanjuti dengan melaporkannya kepada Kapolres Nduga. Ancaman yang diterima para pekerja ini lantaran mereka dicurigai sebagai agen intelijen, lantaran saat diperiksa di antara mereka tidak memiliki kartu identitas diri," ujarnya.
Benny menyebut informasi yang diterima sejauh ini, 15 orang pekerja itu dilaporkan telah menuju Distrik Mapenduma. Akan tetapi tak bisa dipastikan apakah mereka disandera atau mengamankan diri.
"Informasi yang didapat 15 orang itu sudah keluar dari Paro menuju Mapenduma. Inikan informasi yang bakal kita dalami," jelasnya.
Ia menambahkan kelompok Egianus Kogoya pada tahun 2018 melakukan pembantaian terhadap para pekerja pembangunan Trans Papua di Mbua, Kabupaten Nduga. Hal itu dilakukannya lantaran mencurigai para pekerja itu sebagai intelijen.
"Pastinya kepolisian akan melakukan respon atas peristiwa terbakarnya pesawat di Lapangan Terbang Paro maupun 15 orang yang mendapat ancaman. Respon yang kita lakukan merupakan bagian dari hadirnya negara untuk melindungi masyarakat," tegasnya.
(asm/hsr)