Seorang pria bernama Hamsah alias Bintang di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tewas diamuk massa akibat kedapatan mencuri handphone (HP). Hamsah dihajar pakai sekop hingga gagang sapu.
Peristiwa itu terjadi di lantai dua mes karyawan di Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Banta-bantaeng, Makassar, Minggu (5/2) dini hari. Hamsah awalnya kepergok saat hendak melancarkan aksinya.
"(Luka fatal) akibat sekop, luka sabetan dan ada juga kepala sapu itu ada bercak darahnya," ujar Kapolsek Rappocini AKP Muhammad Yusuf kepada detikSulsel, Senin (6/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat kepergok, Hamsah mencoba melarikan diri. Namun dia langsung diadang oleh sejumlah pekerja yang berada di lantai 1 mes hingga terjadi perkelahian.
"Jadi dia bawa badik terus badiknya dia pakai berkelahi di situ. Tapi banyak dari pihak korban (pencurian HP) di situ kan," kata Yusuf.
Karena diadang oleh sejumlah pekerja, Hamsah akhirnya kewalahan. Dia pun menjadi bulan-bulanan para pekerja yang ada di mes.
"Memang banyak karena di situ kan baku kenal semua," katanya.
Hamzah baru diperbolehkan meninggalkan mes karyawan itu setelah diamuk massa. Hamsah lalu menuju ke sepeda motornya.
"Pada saat berdarah-darah diperbolehkan pulang. Dia ambil motornya, belum lari ke mana jatuh di luar dan itulah jadi informasi awal ke kita," kata Yusuf.
"Kita datang lihat ke sana, saya evakuasi pertama kita bawa ke rumah sakit (hingga korban meninggal dunia)," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
18 Orang Diamankan Polisi
Polisi tengah menyelidiki kasus pengeroyokan yang menewaskan Hamsah. Sejauh ini ada 18 orang yang diamankan terkait insiden tersebut.
"Ada 17-18 (orang diamankan)," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol kepada detikSulsel, Minggu (5/2).
Ridwan mengatakan pihaknya saat ini masih mendalami lebih lanjut terkait peran masing-masing dari 18 orang yang diamankan tersebut.
"Diperiksa dulu Polsek Rappocini. Apakah saksi, korban nanti digelarkan sama Polres," ungkapnya.
Polisi Antisipasi Serangan Susulan
AKBP Ridwan Hutagaol juga mengatakan 18 orang diamankan tersebut sebagai bentuk antisipasi. Polisi khawatir terjadi serangan balasan dari keluarga korban.
"Makanya yang 18 itu diamankan semua, daripada nanti ada (serangan) susulan dari keluarga," kata Ridwan.
Menurutnya, langkah antisipasi ini diperlukan agar insiden penyerangan tak berbuntut panjang.
"Karena terkadang informasi disalahgunakan, padahal si korban (pencuri tewas dibunuh) murni melakukan kejahatan dan kekerasan juga kan," ujar Ridwan.