Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan indikas eskalasi kekerasan di Papua pascapenangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe oleh KPK. Sementara itu Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan situasi di Papua kondusif dan aman.
"Komnas HAM juga menemukan indikasi eskalasi kekerasan di Papua, terutama pascapenangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe," kata Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro dalam unggahan video di kanal YouTube Humas Komnas HAM RI seperti dilansir dari detikNews, Sabtu (14/1).
Atnike lalu meminta semua pihak sama-sama menjaga situasi di Papua kondusif dengan tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan konflik kekerasan semakin luas. Dia juga menegaskan Komnas HAM mengecam tindakan perusakan fasilitas umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang akan memunculkan sentimen negatif dan memperkeruh keadaan," tambahnya.
Secara khusus, Komnas HAM meminta Kapolda Papua, Pangdam 17 Cenderawasih, dan pemerintah daerah di Papua dapat menciptakan situasi kondusif dengan melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk meredam ketegangan di Papua.
"Komnas HAM berharap TNI dan Polri dapat memberi rasa aman bagi para pengungsi untuk kembali ke rumahnya," tambahnya.
Atnike juga meminta TNI dan Polri mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga situasi tetap kondusif di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, dengan tetap mengedepankan norma dan prinsip HAM.
"Ke depan, Komnas HAM akan terus memantau situasi HAM di Papua," ujar Atnike.
Mahfud Tegaskan Situasi di Papua Kondusif
Sementara itu, Mahfud Md menegaskan bahwa situasi di Papua kondusif dan aman setelah Lukas Enembe ditangkap KPK. Meski saat penangkapan, simpatisan Lukas sempat ricuh di sejumlah titik.
"Aman tuh Papua, aman tuh. Aman, sangat kondusif di Papua (setelah Lukas Enembe ditangkap)," kata Mahfud Md di Gedung Negara Grahadi Surabaya setelah menjadi narasumber dalam acara dialog kebangsaan, dilansir detikJatim, Sabtu (14/1).
Mahfud juga menanggapi isu jika Lukas ditangkap bakal ada ribuan warga Papua turun ke jalan. Namun faktanya, hanya puluhan orang saat penangkapan dilakukan.
"Dulu ditakut-takuti, kalau (Lukas Enembe) ditangkap, katanya seluruh rakyat Papua turun. Iya, hari pertama sekitar 2.000-3.000 orang (turun). Empat hari kemudian, tinggal seribu, terus sampai akhirnya turun jadi 60 orang (yang turun membela Lukas Enembe)," katanya.
Diketahui Lukas Enembe sudah ditahan KPK dalam kasus suap dan gratifikasi. Tim medis RSPAD Gatot Subroto menyebut kondisi Lukas dalam keadaan sehat.
"Dari keterangan dokter, ya, tim medis rumah sakit RSPAD yang bersangkutan dinyatakan fit to stand trial," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (13/1).
(hsr/asm)