Sejumlah serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membuat Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua ditinggal oleh warganya hingga menjadi wilayah tidak berpenghuni. Kondisi tersebut ternyata sudah berlangsung selama setahun.
Danrem 172/PWY Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring mengatakan daerah tersebut hanya dihuni anggota TNI-Polri yang berjaga-jaga agar daerah itu tak sepenuhnya dikuasai KKB. Namun dia mengakui banyak hal yang berubah sejak warga pergi karena tak ada aktivitas.
Juinta menceritakan landasan Bandara Kiwirok kini sudah mulai ditumbuhi rerumputan. Di lain sisi, Puskesmas dan Bank Papua Kiwirok juga habis terbakar karena serangan KKB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedangkan Gereja GIDI Kiwirok terlihat masih berdiri kokoh. Begitu juga perumahan masyarakat terlihat tidak berpenghuni karena sudah lama tidak digunakan," ujar Juinta kepada wartawan, Sabtu (5/11/2022).
Menurut Juinta, pihaknya kini mencari cara agar masyarakat mau kembali menghuni Distrik Kiwirok yang ditinggalkan sejak September 2021 lalu. Salah satu yang menjadi catatan adalah faktor keamanan.
Juinta berkunjung ke Distrik Kiwirok dan ikut melakukan patroli bersama Satgas Damai Cartenz. Patroli gabungan dilakukan selama dua hari yakni sejak Kamis (3/11) dan Jumat (4/11).
"Anggota kami di sana dalam posisi siap siaga penuh. Mereka satu sama lain saling berjaga-jaga. Kedatangan saya ke sana untuk memberikan semangat moril kepada prajurit, sekaligus memenuhi permintaan Bupati setempat yang mengharapkan masyarakatnya bisa kembali mendiami daerah tersebut," katanya.
Seperti diketahui, KKB melakukan sejumlah aksi teror sebelum warga setempat minggat. Beberapa ulah KKB di antaranya adalah menyerang Pos TNI-Polri, pembakaran fasilitas umum seperti Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua, Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Barak Dokter, dan Sekolah Dasar Kiwirok dan Pasar Kiwirok.
Seorang tenaga medis juga pernah mendapatkan kekerasan hingga 1 orang tewas ditembak dan 4 orang lainnya luka-luka. Selain itu, ada juga kasus anggota TNI-Polri yang gugur.
"Pascakejadian itu masyarakat ketakutan dan setahun dua bulan masyarakat ini tidak menempati rumah-rumahnya, kita lihat di sana sangat sepi, rumah kosong bahkan sampai rusak karena tidak terawat, pertanian dan ekonomi sama sekali tidak berjalan," terangnya.
Juinta mengatakan daerah Kiwirok merupakan perbukitan sehingga pesawat dan helikopter yang hendak mendarat rentan mendapat gangguan. Namun ia berharap tak ada lagi penolakan dari pihak maskapai untuk mendarat di sana.
"Tak ada jalur transportasi darat kesana. Sementara itu pesawat yang mendorong masuknya logistik kerap ditembak sama mereka dan membuat penerbangan sipil belum berani masuk. Itu makanya kami targetkan pertama adalah bagaimana mengamankan jalur masuk pesawat sehingga pesawat sipil berani masuk. Tak ada pesawat maka bantuan jenis apa pun tidak akan bisa tersalurkan," lugasnya.
Oleh sebab itu Juinta pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat yang menginginkan daerah itu kembali aman. Dia pun menegaskan siap membantu bahkan sudah mendapat perintah dari Pangdam XVII/Cenderawasih.
"Kami akan berupaya mewujudkan masyarakat merayakan natal di kampung halamannya. Tahun depan kita ada rencana untuk membangun di Kiwirok dan Bupati sendiri berkomitmen membangun Distrik ini," bebernya.
Sebagai tahapan awal pihaknya akan membantu memulangkan 50 orang ke Distrik Kiwirok. Lalu seluruh aparat pemerintahan kembali memberikan pelayanan.
"Nanti kita pastikan dulu mereka aman. Kita berharap kelompok KKB agar tidak menembaki lagi pesawat komersil. Kalau perbuatannya sebrutal itu, mereka itu hanya mempertontonkan di mata dunia bahwa perbuatan mereka itu tak bermartabat," tegasnya.
(hmw/hmw)