Wilayah Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, sudah lebih dari setahun tidak berpenghuni sejak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan sejumlah aksi teror. Rentetan penyerangan itu membuat warga setempat angkat kaki.
Danrem 172/PWY Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring mengatakan pihaknya hendak membantu memulangkan warga setempat. Dia langsung memimpin pasukan di sana bersama Satgas Damai Cartenz untuk mengecek kondisi Kiwirok sambil berpatroli selama dua hari yakni sejak Kamis (3/11) dan Jumat (4/11).
"Bandara Kiwirok terlihat landasan sudah mulai ditumbuhi rerumputan, Puskesmas dan Bank Papua Kiwirok terlihat habis dilahap api karena terbakar. Sedangkan Gereja GIDI Kiwirok terlihat masih berdiri kokoh. Begitu juga perumahan masyarakat terlihat tidak berpenghuni karena sudah lama tidak digunakan," ujar Juinta kepada wartawan, Sabtu (5/11/2022).
Diketahui, KKB melakukan aksi teror dengan menyerang Pos TNI-Polri, pembakaran fasilitas umum seperti Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Barak Dokter, dan Sekolah Dasar Kiwirok dan Pasar Kiwirok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang tenaga medis juga mendapatkan kekerasan hingga 1 orang tewas ditembak dan 4 orang lainnnya luka-luka. Selain itu, ada juga kasus anggota TNI-Polri yang gugur.
Juinta menegaskan di daerah tersebut hanya dihuni anggota TNI-Polri yang berjaga-jaga agar daerah itu tak sepenuhnya dikuasai KKB. Menurutnya KKB yang dipimpin Lamek Taplo tak jauh dari Ibukota Kiwirok, yakni hanya terpisah dua bukit dan aliran sungai serta masih satu Distrik hanya berbeda kampung.
"Anggota kami di sana dalam posisi siap siaga penuh. Mereka satu sama lain saling berjaga-jaga. Kedatangan saya ke sana untuk memberikan semangat moril kepada prajurit, sekaligus memenuhi permintaan Bupati setempat yang mengharapkan masyarakatnya bisa kembali mendiami daerah tersebut," katanya.
Menurut Juinta pascapenyerangan pos TNI Polri dan menyerang sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah, kantor pemerintah, pusat kesehatan dan perumahan warga, termasuk menewaskan petugas kesehatan dan gugurnya aparat TNI Polri membuat warga merasa daerah itu tak lagi aman ditinggali.
"Pascakejadian itu masyarakat ketakutan dan setahun dua bulan masyarakat ini tidak menempati rumah-rumahnya, kita lihat di sana sangat sepi, rumah kosong bahkan sampai rusak karena tidak terawat, pertanian dan ekonomi sama sekali tidak berjalan," terangnya.
Juinta menegaskan pemerintah daerah setempat menginginkan agar daerah itu kembali aman. Ia menegaskan siap membantu bahkan sudah mendapat perintah dari Pangdam XVII/Cendrawasih.
"Kami akan berupaya mewujudkan masyarakat merayakan natal di kampung halamannya. Tahun depan kita ada rencana untuk membangun di Kiwirok dan Bupati sendiri berkomitmen membangun Distrik ini," bebernya.
![]() |
Juinta menambahkan upaya awal yang akan dilakukan yakni memulangkan sebanyak 50 orang. Lalu seluruh aparat pemerintahan kembali memberikan pelayanan.
"Nanti kita pastikan dulu mereka aman. Kita berharap kelompok KKB agar tidak menembaki lagi pesawat komersil. Kalau perbuatannya sebrutal itu, mereka itu hanya mempertontonkan di mata dunia bahwa perbuatan mereka itu tak bermartabat," tegasnya.
Juinta membeberkan daerah Kiwirok merupakan perbukitan sehingga pesawat dan helikopter yang hendak mendarat rentan mendapat gangguan. Akan tetapi ia berharap tak ada lagi penolakan dari pihak maskapai untuk mendarat di sana.
"Tak ada jalur tranportasi darat kesana. Sementara itu pesawat yang mendorong masuknya logistik kerab ditembak sama mereka dan membuat penerbangan sipil belum berani masuk. Itu makanya kami targetkan pertama adalah bagaimana mengamankan jalur masuk pesawat sehingga pesawat sipil berani masuk. Tak ada pesawat maka bantuan jenis apa pun tidak akan bisa tersalurkan," lugasnya.
(hmw/alk)