Ibu Brigadir N Yosua Hutabarat, Rosti Simanjuntak mencurigai Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf punya peran besar atas kematian anaknya. Keduanya dianggap memiliki skenario yang penuh kebohongan dalam kasus pembunuhan Yosua.
Dilihat dari video 20Detik, Rosti meluapkan amarahnya dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Yosua dengan terdakwa Kuat Ma'ruf dan Bripka Ricky Rizal. Rosti menjadi saksi dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu (2/11/2022).
"Di sinilah saya bisa ketemu Kuat Ma'ruf yang begitu besar perannya bersama bu Putri membunuh anakku almarhum Yosua," ucap Rosti dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara Rosti sampai bergetar hingga menangis saat memberi kesaksian. Dia bahkan sampai memohon izin kepada hakim untuk menyampaikan curahan hatinya.
"Sudah puas kah kalian dengan kematian anakku itu? Bersama-sama kalian segerombolan, kejahatan apa yang tersembunyi? Mohon maaf yang mulia sangat banyak, di sinilah saya bisa meluapkan, bagaimana hancurnya hatiku," tuturnya.
Ibu Yosua mengaku tidak habis pikir dengan perbuatan mereka terhadap anaknya. Di hadapan majelis hakim, Rosti meminta keadilan dan membongkar skenario pembunuhan ini.
"Kami mohon Pak Hakim dan Pak Jaksa berikan kami keadilan yang seadil-adilnya hanya itu harapan kami karena hakim adalah wakil Tuhan buat kami, orang yang lemah," urai dia.
Dia lantas menyinggung Ferdy Sambo dalam keterangannya. Suami Putri Candrawathi dan atasan Kuat Ma'ruf itu dianggap tidak punya hati nurani.
"Ferdy Sambo tidak memiliki hati nurani. Tidak satu pun di antara mereka, mereka berskenario kebohongan demi kebohongan," terang Rosti.
Rosti turut menyinggung Bripka Ricky Rizal yang hadir sebagai terdakwa dalam sidang itu. Dia memperingatkan akan adanya karma atas perbuatannya.
"Begitu juga Ricky, bagaimana sikapmu sebagai patriot, sumpah yang kau lakukan di depan hakim dan Tuhan. Jadi sebagai kamu punya ibu, anak, keturunan. Apa yang kita tabur, tanam, suatu saat akan kita tuai," imbuhnya.
Ricky Rizal pun diminta berkata jujur, sebab bagi Rosti permohonan maaf tidak cukup. Rosti mencecar Ricky agar tidak ikut skenario Ferdy Sambo cs dalam memberikan keterangan bohong terkait kasus pembunuhan Yosua.
"Jadi kalau kamu minta maaf di sini mohon berkata jujur. Jangan ikuti skenario-skenario kebohongan. Saya minta jangan hanya di mulut, mulut itu gampang, ini (mulut) adalah harimaumu yang menerkam dirimu sendiri, jadi berkata jujur," tegas Rosti.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Rosti Minta Kuat Ma'ruf Diselidiki
Rosti bahkan sampai menyinggung pengacara kuasa hukum Kuat Ma'ruf dalam persidangan. Menurutnya, beribu permohonan maaf yang disampaikan sudah percuma.
"Kepada penasihat hukum Kuat Ma'ruf, tolong diselidiki Kuat Ma'ruf sebenarnya, jangan hanya berkata maaf, kalau maaf di bibir gampang 1.000 kali bisa disebutkan dalam setiap menit," ucapnya.
Menurutnya, perbuatan Kuat Ma'ruf akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Ucapan maaf tidak bisa mengembalikan nyawa anaknya, Yosua.
"Buktikan kata maafmu itu, terlebih di hadapan Tuhan. Kalau anakku yang kalian inginkan kematiannya sudah berakhir," tuturnya.
Selama Rosti mencurahkan isi hatinya, Kuat Ma'ruf hanya bisa tertunduk. Kuat tidak pernah sekalipun menatap wajah Rosti selama memberikan keterangan.
"Ini ingat ya! Camkan dalam-dalam, bagaimana atasanmu membuat skenario, Tuhan akan melihat, kami di sini, saksi 12 orang memang kami orang lemah. Tapi kami yakin di hadapan Tuhan kami akan diperhitungkan," ujar Rosti.
Untuk diketahui, dalam kasus ini Kuat Ma'ruf dan Ricky didakwa bersama-sama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat.
Kuat Ma'ruf disebut jaksa turut terlibat dalam pembunuhan berencana kepada Brigadir Yosua. Mereka didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.