Polisi menangkap 13 orang pelaku teror yang menyebabkan siswa SMA inisial WA (18) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tewas kecelakaan. Dari 13 pelaku yang diamankan 9 diantaranya terbukti melakukan teror terhadap korban.
"Sudah dapat pelakunya 13 orang, kita amankan 13, 9 orang pelaku utamanya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Reonald Truly Sohomuntal Simanjuntak kepada detikSulsel, Kamis (13/10/2022).
Reonald mengatakan penangkapan dilakukan selama dua hari, Senin (10/10) dan Selasa (11/10). Sembilan orang ditetapkan sebagai tersangka dan empat lainnya dikembalikan ke orang tuanya dengan catatan wajib lapor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena yang lain itu masih kurang alat bukti jadi kita kembalikan ke orang tuanya namun tetap wajib lapor. Apabila nantinya ada alat bukti lainnya kita naikkan statusnya (4 orang)," ujar Reonald.
Reonald membeberkan motif pelaku ialah balas dendam namun salah sasaran. Pelaku sebenarnya mengincar pelajar dari SMA PGRI 1 Makassar namun yang jadi sasaran adalah SMA PGRI 3 Makassar.
"Balas dendam karena sebelumnya diejek tapi dia salah sasaran, yang diincar itu adalah PGRI 1, ini PGRI 3 (sekolah korban)," ujarnya.
Dari 9 pelaku itu 7 orang diantaranya masih berstatus pelajar sementara 2 lainnya disebut sudah berstatus alumni. Mereka pun dijerat Pasal 170 KUHP Juncto Pasal 80 Ayat (1) tentang undang-undang Perlindungan Anak.
"2 dewasa, 7 anak-anak. Nanti kita rilis lengkapnya," terangnya.
Sebelumnya diberitakan siswa SMA berinisial WA (18) di Makassar tewas terjatuh dari motornya saat dikejar dan diancam busur panah oleh OTK. Pihak keluarga mengungkap korban saat itu sedang perjalanan pulang ke rumahnya setelah menonton turnamen futsal.
"Awalnya dia pergi bersama temannya, pergi menonton turnamen futsal di PDAM, antar sekolah," kata Wawan, kakak kandung korban saat ditemui detikSulsel di kediamannya di Makassar, Kamis (29/9).
Wawan menjelaskan korban pulang dari menonton turnamen futsal pada Selasa (27/9) sekitar pukul 22.00 Wita. Dari informasi yang Wawan peroleh, korban dan teman-temannya sudah dikejar sejak di Jalan Dr Sam Ratulangi menuju Jalan Lanto Dg Pasewang.
Namun pada saat itu korban dan temannya tak langsung menyadari keberadaan pelaku. Korban baru mengetahui dirinya dibuntuti sekelompok OTK setelah berada di Jalan Onta.
"Ini adekku sadar pas dikejar saat di Jalan Onta. Kejar-kejaran," sebutnya.
Menurut Wawan, korban saat itu dalam posisi dibonceng oleh rekannya, RA. Rekan korban yang panik segera memacu kecepatan motornya hingga mengalami hilang keseimbangan dan terjatuh.
"Ditahu mi orang kalau dikejar dengan kecepatan tinggi. Di situ mi kejadian sehingga parah begitu (kecelakaannya)," ujar Wawan.
(hsr/ata)