Anggota Komisi I DPR RI Fraksi NasDem Hillary Brigitta Lasut kembali buka suara setelah melaporkan komika Mamat Alkatiri ke polisi karena materi roasting. Hillary menuding Mamat Alkatiri menggunakan kenalan pejabat hingga artis agar dirinya mau mencabut laporan polisinya.
"Kenapa yang bersangkutan tidak minta maaf dan tidak mengakui kesalahannya, dan suruh orang-orang, suruh artis, suruh pejabat-pejabat, petinggi-petinggi untuk menyerang saya, dan untuk meminta saya untuk berhenti (melaporkan)," ujar Hillary dilansir detikNews, Rabu (5/10/2022). .
Hillary mengaku bingung dengan sikap Mamat tersebut. Hillary merasa dirinya kini ditekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mentang-mentang (saya) dewan baru dan masih muda, dia menggunakan koneksinya ke mana-mana. Meminta senior-senior di partai, dan petinggi menekan saya, sampai saya harus menerima dan bahwa 'oh, saya tidak boleh memperjuangkan hak saya'. Kalau begitu ngapain saya belajar hukum," ucapnya.
Hillary pun menegaskan hanya akan mencabut laporannya apabila Mamat Alkatiri meminta maaf kepadanya. Dia juga meminta Mamat tak meminta pihak-pihak lain untuk menekannya.
"Ya (minta maaf) dan berhenti menggunakan koneksinya untuk menekan saya di mana-mana dengan orang-orang besar supaya berhenti dan cabut laporan tanpa minta maaf," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya..
Duduk Perkara Hillary Lasut Polisikan Mamat Alkatiri
Hillary Lasut sebelumnya melaporkan komika Mamat Alkatiri ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik. Laporan tersebut terkait dugaan penggunaan kata kasar dalam materi roasting.
Hillary mengatakan dia awalnya melakukan diskusi politik dengan mahasiswa. Mamat atau terlapor yang nongkrong di bawah sambil merokok tidak mendengar secara utuh selama Hillary melakukan pemaparan. Namun saat Mamat mendapatkan giliran bicara, Hillary merasa dimaki-maki.
"Saya bukannya di-roasting malah di-bully, dibentak-bentak t*i go***k dibilang ngga tahu fungsi legislasi dihina dan dicemarkan nama baik. Dilecehkan seperti diajak berantem di belakang saya dan di-roasting setelah saya balik dari acara diskusi terbuka. Orang sekarang terlalu sering atas nama bercanda menginjak harkat martabat orang lain lalu bersembunyi di bawah kata-kata jangan baper," imbuhnya.
Lebih lanjut Hillary menambahkan bahwa baik pejabat publik, pembantu rumah tangga, atau siapa saja warga negara mempunyai hak untuk dilindungi harkat martabatnya dari kekerasan verbal.
"Saya tidak tau orang tuanya atau gurunya pak Mamat mungkin mengajarkan kata t*i dan go*k sebagai jenis kritik yang bisa kita sampaikan kepada semua orang dan tetap dianggap bukan penghinaan atau mungkin t*i dan go*k diajarkan sebagai kritik yang berfaedah," katanya.
"Tapi jaman saya dulu sih boro-boro pejabat negara, kalo saya bilang orang tua saya atau guru saya atau bahkan pembantu rumah saya t*i atau go***k, saya pasti dihukum berat oleh orang tua saya," katanya.