Murka Ketua IPW gegara Dapat Telepon 2 Anggota DPR yang Percaya Narasi Sambo

Berita Nasional

Murka Ketua IPW gegara Dapat Telepon 2 Anggota DPR yang Percaya Narasi Sambo

Tim detikNews - detikSulsel
Jumat, 26 Agu 2022 06:01 WIB
IPW di MKD DPR (Firda Cynthia Anggrainy/detikcom).
Foto: IPW di MKD DPR (Firda Cynthia Anggrainy/detikcom).
Jakarta -

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengaku pernah dibuat marah oleh dua anggota DPR. Sugeng menyebut keduanya menelepon karena sempat percaya dengan narasi awal kasus Irjen Ferdy Sambo.

Hal ini diungkapkan oleh Sugdeng saat menghadiri rapat klarifikasi dengan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI pada Kamis (25/8). Dia lantas menceritakan bagaimana peristiwa dirinya dibuat murka oleh kedua anggota dewan tersebut.

Sugeng mengaku pertama kali ditelepon pada Selasa (12/7) atau empat hari setelah penembakan Brigadir Yosua. Dia mengatakan telepon dari anggota dewan tersebut sempat membuatnya tersinggung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena saya tersinggung ketika dia bilang panggil 'Dinda'. Orang ini saya tidak tahu ya, saya tidak sebut namanya. Memang dia anggota Dewan," kata Sugeng dalam rapat klarifikasi MKD DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Selanjutnya Sugeng mengaku tidak mengerti alasan anggota DPR tersebut memanggil dirinya dengan sebutan Dinda. Dia tak memahami apakah panggilan itu karena anggota DPR tersebut lebih tua, yang jelas Sugeng merasa tidak pernah menjadi adik asuh anggota dewan dimaksud.

ADVERTISEMENT

"'Jadi Anda memanggil saya Dinda dan Anda Kanda?', saya bilang. Di telepon saya marah. Tapi dia akhirnya kaget, rupanya saya tidak bisa digertak," imbuh dia.

Pada akhirnya Sugeng memberikan peringatan kepada anggota DPR itu sehingga suasana setelahnya menjadi lebih dingin. Namun Sugeng tetap menanyakan mengapa anggota DPR itu menghubunginya.

Menurut Sugeng, rupanya anggota DPR itu menceritakan kasus Ferdy Sambo seperti narasi awal. Anggota dewan itu disebut percaya dengan skenario tembak menembak antara Yosua dan Bharada E dan Sugeng mengaku akan menampung informasi itu.

"Jadi dia bilang, FS ini korban. FS ini dizalimi. Harga dirinya diinjak-injak. Dan dia sangat menyesal kenapa bukan dia yang menembak. Saya dengarin, 'Jadi gimana, Bos'. 'Ya begitu. Jadi kejadiannya seperti itu, bahwa dia itu istrinya dilecehkan'. Persis sama dengan yang sama dilontarkan oleh Karopenmas. Saya bilang, 'Oke, informasi ini saya tampung'," katanya.

Setelah itu Sugeng juga masih menerima telepon dari seorang anggota Dewan lainnya. Sugeng mengatakan anggota Dewan itu menghubunginya lantaran merasa tersinggung disebut telah memengaruhi dia terkait skenario awal Sambo.

"Lagi satu anggota DPR dia menelpon. Saya telepon balik, karena ditanya ada apa sih, saya cuma nelepon. 'Ini bang soal kasus Sambo ini menurut saya janggal'. Dia tidak memengaruhi kalau ini. Benar. Tapi dia tersinggung sama saya," katanya.

"Justru dia yang tersinggung chat-chatan sama saya panjang, 'Bang, kan saya nggak bilang Abang memengaruhi Abang di publik'. 'Ada masalah apa', saya bilang. Itu dua," sambung Sugeng.

Sugeng juga sempat memberikan penjelasan bahwa dia tak dapat membuka identitas kedua anggota DPR yang sempat bicara dengannya sesuai skenario awal Sambo ketika rapat.

"Ada menyebut nama (saat rapat MKD DPR tertutup). Ada 3 orang yang bicara dengan saya. 2 orang yang menurut saya mempengaruhi, 1 orang tidak," kata Sugeng.

Begitu ditanya soal nama, komisi, dan fraksi kedua anggota yang dia maksud dalam rapat klarifikasi, Sugeng enggan membeberkannya. Sugeng juga meyakini legislator tersebut tak terindikasi keterlibatannya dalam kasus Sambo.

"Tidak, tidak ada," ujarnya.

Sugeng menduga kedua anggota DPR itu juga terpengaruh dengan skenario awal Sambo di mana Brigadir J dinarasikan terlibat aksi baku tembak antarpolisi dan merupakan pelaku pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

"Iya mungkin dia juga dapat suara bohong kan. Dibohongi," ujarnya.




(hmw/asm)

Hide Ads