Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dikabarkan memiliki keinginan untuk menikah usai wisuda sarjana di Fakultas Hukum Universitas Terbuka (UT). Sayangnya, keinginan itu tidak bisa kesampaian karena Brigadir J kini telah tiada.
Dilansir dari detikNews, kerabat Brigadir J yakni Irma Hutabarat menyebut keinginan untuk menikah usai wisuda merupakan salah satu cita-cita Brigadir J semasa hidupnya.
"Jadi memang wisuda ini sebagai patokan, nanti saya (Brigadir J) akan menikah kalau sudah wisuda dan jadi perwira. Jadi cuman itu sebenarnya cita-citanya," ujar Irma, Selasa (23/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prosesi wisuda Brigadir J di UT yang berlangsung pada Selasa (23/8) diwakili oleh ayahnya, Samuel Hutabarat. Ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak tidak dapat hadir karena kondisinya masih lemah.
"Makanya ibunya tidak bisa datang, ibu Rosti Simanjuntak karena memang masih belum kuat badannya," ungkap Irma.
Irma juga menilai Ibu Brigadir J tidak sanggup menyaksikan prosesi wisuda putranya yang telah tiada itu. Ia mengatakan momen itu terlalu menyakitkan bagi Rosti.
"Saya pikir juga terlalu sedih, terlalu sakit hatinya untuk melihat cita-cita anaknya tercapai, tetapi anaknya sudah meninggal dunia," imbuh Irma.
Wisuda yang diwakili oleh ayah Brigadir J itu juga dihadiri langsung oleh Irma. Dalam momen wisuda yang diwakili sang Ayah, Brigadir J meraih gelar sebagai Sarjana Ilmu Hukum usai menyelesaikan studi di Universitas Terbuka.
Setelah mewakili wisuda sang anak, Samuel beserta rombongan langsung kembali ke kampung halamannya di Jambi. Irma mengungkapkan harapannya agar hal ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya agar tetap berupaya menempuh pendidikan.
"Saya juga mengharapkan supaya ini jadi inspirasi ya bagi banyak orang-orang lain seluruh Indonesia untuk bersekolah setinggi-tingginya," tuturnya.
Ia juga menyebut perjuangan Brigadir J untuk bersekolah tinggi bukan hal yang mudah, Ibu Brigadir J, Rosti berprofesi sebagai guru dengan penghasilan minim. Namun berkat perjuangannya, Rosti berhasil menyekolahkan keempat anaknya hingga menempuh pendidikan tinggi, bekerja, hingga akhirnya bisa hidup mandiri.
"Sementara gaji beliau itu hanya Rp 600 ribu per tiga bulan. Jadi itu menunjukkan bahwa tidak ada halangan bagi anak-anak Indonesia untuk bersekolah setinggi-tingginya kalau Yosua kan sambil kerja juga," jelasnya.
(urw/hmw)