Komnas HAM Ungkap Brigadir J Dapat Ancaman Sehari Sebelum Dibunuh

Berita Nasional

Komnas HAM Ungkap Brigadir J Dapat Ancaman Sehari Sebelum Dibunuh

Tim detikNews - detikSulsel
Senin, 22 Agu 2022 16:09 WIB
Choirul Anam
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (Foto: Herianto Batubara/detikcom)
Jakarta -

Komnas HAM mengungkap adanya ancaman pembunuhan yang diterima Brigadir J sehari sebelum penembakan terjadi. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut, informasi mengenai ancaman itu diketahui berdasarkan keterangan dari kekasih Brigadir J, Vera.

"Informasi lain yang kami dapatkan dan ini jadi pegangan Komnas HAM sampai detik ini melakukan serangkaian penyelidikan adalah pengakuan dari saudara V, sebenarnya kami nggak mau sebutkan namanya, tapi karena Pak Taufan sudah menyebut namanya, izinkan kami di ruangan ini untuk menyebutkan namanya," kata Anam, dalam rapat bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta seperti dilansir dari detikNews, Senin (22/8/2022).

Anam mengatakan pihaknya sempat bertemu dengan Vera dan memperoleh informasi yang cukup rinci mengenai ancaman pembunuhan yang diterima Brigadir J.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saudara Vera yang itu merupakan pacar dari Yoshua , awalnya keluarga bilang ada informasi dari saudari Vera kalau Yoshua dapat ancaman untuk dibunuh. Kami tanya Vera dimana sekarang, ternyata Vera di suatu tempat yang kalo dari Muara Jambi ke tempatnya itu 6 jam, akhirnya kami coba komunikasi dengan Vera dan dapat," ujarnya.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh oleh Komnas HAM dari Vera, Brigadir J sudah mendapatkan ancaman pembunuhan pada tanggal 7 Agustus malam, sehari sebelum penembakan terjadi. Saat itu Brigadir J dilarang naik ke atas untuk menemui Istri Ferdy Sambo, Ia diancam akan dibunuh jika tetap naik ke atas.

ADVERTISEMENT

"Jadi kami komunikasi dengan Vera untuk minta keterangan cukup detail yang salah satu intinya adalah bahwa memang betul tanggal 7 malam, kan kematian tanggal 8, tanggal 7 malam memang ada ancaman pembunuhan, kurang lebih kalimatnya begini, 'jadi Yoshua dilarang naik ke atas menemui ibu P karena membuat ibu P sakit, kalau naik ke atas akan dibunuh'. Jadi itu komunikasi tanggal 7 malam," kata Anam.

Menurut informasi yang diperoleh, ancaman itu terjadi di rumah pribadi Ferdy Sambo di Cempaka Residence, Magelang, Jawa Tengah. Saat itu asisten keluarga Ferdy Sambo Kuat Ma'ruf mendapati Brigadir J tengah berada di kamar Putri Candrawathi, dia kemudian mengancam Yoshua agar tidak kembali masuk ke kamar Putri yang ada di lantai 2.

Awalnya, ancaman itu dikatakan berasal dari 'skuad' yang saat itu tidak diketahui siapa skuad yang dimaksud. Belakangan, barulah diketahui skuad yang dimaksud yakin Kuat Ma'ruf alias sopir Putri Candrawathi.

"Dan diancam oleh siapa kami tanya, diancam oleh skuad-skuad, skuad ini siapa, apa ADC, apakah penjaga dan sebagainya. Sama-sama nggak tau, saya juga nggak tau yang dimaksud skuad itu siapa. Ujungnya nanti kita tahu bahwa skuad itu yang dimaksud adalah Kuat Ma'ruf, ternyata si Kuat, bukan skuad penjaga gitu ternyata," ujar Anam.




(urw/tau)

Hide Ads