Pengacara Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat sempat membuat heboh karena menyebut otak jenazah almarhum kliennya sudah dipindahkan ke rongga perut. Rupanya dalam teknik autopsi, terkadang organ yang telah dilepas tidak selalu dikembalikan pada tempatnya semula.
Dilansir dari detikNews, pada halaman 174 buku 'Ilmu Kedokteran Forensik' karya Ahmad Yudianto, terbitan Scopindo Media Pustaka disebutkan tentang macam-macam teknik autopsi.
Macam teknik autopsi berdasarkan metode pemeriksaan organ dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Teknik autopsi Rokitansky (in situ dissection)
Organ diperiksa secara langsung dan untuk diteliti. Digunakan pada keadaan yang membutuhkan waktu cepat dan informasi sekilas.
- Contoh: Pada kasus penyakit menular
2. Teknik autopsi Virchow
Mengeluarkan organ satu per satu untuk diperiksa. Hubungan anatomik antarorgan dalam satu sistem tidak dipertahankan.
- Tidak dianjurkan untuk autopsi forensik dalam kasus penembakan dan penusukan
3. Teknik autopsi Lettule (en masse dissection)
Hubungan antarorgan tetap dipertahankan setelah seluruh organ dikeluarkan dari tubuh.
- Teknik ini harus dilakukan dengan tenaga pembantu karena panjangnya kumpulan organ yang dikeluarkan.
4. Teknik autopsi Ghon (en block dissection)
Organ dibagi menjadi 4 blok, yaitu:
- Block Thorax
- Block Intestinal
- Block Coeliac
- Block urogenital
Hubungan antarorgan dipertahankan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya....
Sementara berdasarkan informasi dari sumber terpisah, investigator kematian medikolegal bernama Zoe-Anne Barcellos menjelaskan di situs Quora, situs tanya-jawab komunitas penggunanya.
Dilansir dari Departemen Layanan Peradilan Pidana Virginia Amerika Serikat tahun 2017, Zoe-Anne Barcellos bekerja sebagai polisi untuk Kota Reno, Nevada, di divisi K9. Zoe punya latar belakang pendidikan Speech Communication dari Universitas Alaska, Fairbanks. Zoe juga terlibat dalam donasi organ kornea dan mata.
Di Quora, Zoe menjelaskan soal perkara organ yang diautopsi dikembalikan pada tempatnya atau tidak.
"Kenapa Anda menempatkan semua organ ke abdomen setelah autopsi (bahkan otak),?" begitu pertanyaan di Quora. Zoe menjawab, semua organ termasuk otak, ditempatkan dalam tas plastik tebal bernama tas visera (jeroan).
"Dan Anda benar, itu dijahit ke dalam abdomen," tulis Zoe di tulisannya empat tahun silam.
Rongga perut dan dada jenazah sudah kosong. Tulang dada akan ditempatkan di atas dan sayatan berbentuk huruf Y akan dijahit. Alasan tidak menempatkan organ ke tempatnya semula adalah karena organ tersebut sudah kehilangan penopangnya sehingga bisa copot dari tempatnya. Maka, lebih baik dimasukkan ke kantong dan dijahit di perut saja.
"Tidak ada alasan untuk menempatkan setiap organ kembali ke tempat anatomisnya yang benar. Tidak ada yang menahan mereka di tempat, mereka hanya akan rontok semua di dalam (bila dipaksakan dipasang sesuai tempatnya semula)," kata Zoe.
Kemudian untuk otak, kata Zoe, bagiannya terdiri atas 10-14 irisan. Bila dipaksakan dipasang lagi seperti semula di dalam rongka tengkorak, otak bisa berceceran.
"Saya yakin gravitasi akan membuatnya mendorong tengkorak terpisah di belakang dan otak bersandar pada kulit kepala. Ini akan mendistorsi fitur wajah. Tidak ada gunanya, Anda tidak lagi membutuhkan otak Anda di tengkorak Anda," kata Zoe.
Simak Video "Sidang Gugatan Keluarga Brigadir J ke Ferdy Sambo cs Lanjut Mediasi"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/sar)