Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menuai sorotan usai momen dirinya tertangkap kamera melipat kertas dalam potongan video saat menjelaskan perkembangan penyelidikan baku tembak menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menuding Komnas HAM bekerja untuk Polri.
"Komnas HAM itu memang bekerjanya untuk Polri dari dulu. Demikian juga Kompolnas sub dari Mabes Polri," kata Kamaruddin, seperti dilansir dari detikNews, Jumat (29/7/2022).
"Pokoknya LPSK, Komnas Ham dan Kompolnas nggak ada yang bisa dipercaya," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamaruddin mengaku tak percaya dengan Komnas HAM. Dirinya juga menyinggung Kompolnas yang dinilai menjadi bagian dari Mabes Polri.
"Saya dari dulu nggak pernah percaya sama Komnas HAM. Artinya tidak ada yang bisa diharapkan," ujarnya.
Sebelumnya, potongan video saat Anam melipat kertas dalam konferensi pers perkembangan penyelidikan baku tembak diunggah melalui sebuah akun Instagram. Oleh sang pengunggah, video itu disertai sebuah narasi 'Moment Komisioner Komnas HAM melipat kertas untuk menutupi sesuatu'.
Dalam video tersebut, pengunggah turut menyertakan tanda panah pada salah satu bagian video dan disertai dengan kalimat 'ada yang ditutupi' saat Anam membuka kertas dan melipat sisi kiri kertas itu. Ada juga kalimat 'Drama Komnas HAM soal Kematian Brigadir Yoshua' di video tersebut.
Momen viral yang tertangkap kamera tersebut merupakan potongan video saat konferensi pers perkembangan penyelidikan kasus tewasnya Brigadir Yoshua yang digelar Komnas HAM di kantor Komnas HAM pada Rabu (27/7). Anam saat itu menjelaskan soal cell dump atau teknik untuk menyelidiki keberadaan handphone atau telepon seluler dalam satu titik lokasi lewat data yang diperoleh dari base transceiver station atau BTS.
"Kami tadi juga ditunjukkan di mana monitoring keberadaan, di samping dari video, keberadaan komunikasi, jejaring komunikasi yang terdapat di area Duren Tiga, di area Magelang, jadi ada empat titik untuk melakukan salah satu tindakannya adalah cell dump menarik jaringan komunikasi itu, kami juga dikasih bahannya, termasuk disediakannya print-nya,raw material-nya kami dikasih, jaring-jaringnya, siapa ngomong apa kami juga dikasih, saya akan tunjukkan," ujar Anam.
Dalam video tersebut, Anam terlihat berjalan ke arah salah satu staf, kemudian mengambil kertas yang di dalamnya terdapat gambar dan tulisan. Ia juga terlihat memegang dan memperlihatkan kertas itu kepada wartawan.
Pada momen itu, Anam terekam sempat melipat bagian sisi kiri kertas tersebut. Kertas itu juga hanya ditunjukkan sekilas.
Wartawan yang ada di lokasi sempat meminta Anam lebih lama menunjukkan kertas itu, namun dirinya menolak dan memberi penjelasan lebih lanjut.
"Nggak, nggak. Rekan-rekan semuanya, itu bahan raw material yang nanti kami analisis untuk menentukan titik-titik mana komunikasi apa yang terjadi di wilayah-wilayah yang terekam dalam cell dump itu. Kalau ini dipublikasi, gede begitu yang jangan. Nanti setelah kesimpulan kita, di laporan akhir kita, pasti kami akan bilang. Tapi sekarang tidak, untuk kepentingan bagaimana proses membuat terangnya peristiwa," ucap Anam.
Ia kemudian memberi konfirmasi bahwa kertas yang dipegangnya itu merupakan data cell dump.
"Iya," ucam Anam saat dimintai konfirmasi, Jumat (29/7).
(urw/urw)