Polisi mengungkap hasil visum terhadap Zhafirah Azis Syah Alam (20), mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang tewas saat pengkaderan di Gowa, Sulsel. Polisi memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Dari hasil visum luar (jenazah) saya lihat tanda kekerasan sepertinya tidak melihat tanda-tanda kekerasan. Tidak ditemukan saat dilakukan visum luar," ungkap Kabiddokkes Polda Sulsel Kombes Yusuf Mawadi saat ditemui wartawan di Makassar, Rabu (27/7/2022).
Yusuf kemudian menyinggung temuan luka lebam di tubuh korban. Menurut Yusuf, luka tersebut merupakan hal yang wajar karena biasa terjadi pada tubuh seseorang yang meninggal dalam keadaaan normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi lebam itu bisa terjadi pada mayat yang sebab matinya normal," sambungnya.
Kendati begitu dirinya enggan menjelaskan detail hasil visum mahasiswi semester lima Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI Makassar itu. Dia berdalih hal ini menjadi kewenangan penyidik untuk menentukan korban meninggal dalam keadaan wajar atau tidak.
"Jadi yang jelas dari hasil visum tersebut tidak menemukan (tanda kekerasan). Untuk hasil visum luarnya kami sudah berikan ke penyidik, nanti penyidiknya menilai di situ wajar atau tidak wajar dengan dasar hasil visum luar dari kami," ungkap Yusuf.
Diketahui Zhafirah tewas saat ikut pengkaderan tingkat Senat FKM UMI Makassar di wilayah Perkemahan Bukit Embun Pagi, Kelurahan Buluttana, Kecamatan Tinggimoncong, Minggu dini hari (24/7).
Pihak keluarga kemudian meminta agar jenazah anaknya divisum di Biddokes Polda Sulsel. Harapannya agar penyebab kematian Zhafirah bisa terungkap jelas.
"Kami meminta agar hasil visum ini diumumkan agar tidak terjadi saling menyalahkan," tutur ayah korban, Abdul Azis saat dikonfirmasi, Selasa malam (26/7).
Selain itu aparat kepolisian juga diharap transparan dalam mengusut kasus kematian mahasiswi semester FKM UMI Makassar ini. Abdul Azis mengaku hanya ingin agar kasus ini tidak berlarut-larut.
"Agar masalah ini betul-betul clear. Masalahnya terungkap secara transparan agar hal ini menjadi pembelajaran bagi kita semua dan tidak terulang lagi. Dengan artian, saya tidak mau mencemarkan nama baik instansi termasuk UMI, saya beserta istri, alumni di sana (UMI). Hanya saja saya ingin kasus seperti ini tidak terjadi lagi," tegasnya.
(sar/hmw)