"Enam orang anaknya perempuan semua, cucunya ada tujuh orang. Dua orang anak saya yang belum berkeluarga kerja sebagai staf di DPRD dan pegawai bank BPD Palopo," ucap Rushana, Istri Abdul Azis saat ditemui wartawan di kediamannya, Minggu (24/7/2022).
Di mata keluarga, sosok pribadi Abdul Azis, dikenal sebagai pribadi yang penyayang, ramah, bermasyarakat. Menurut Rushana, suaminya memang pekerja keras, disiplin dan mencintai pekerjaannya.
"Semasa hidupnya itu, saya punya suami romantis, penyayang sama anaknya, cucunya bahkan ke masyarakat dia hargai semua. Dia bermasyarakat dan ramah di mata masyarakat karena dia orangnya disiplin dan mencintai pekerjaannya," tuturnya.
"Selama saya sama itu bapak (Azis) tidak pernah itu marah sama saya karena dia samakan itu semua orang kasihan, penyayang memang itu bapak. Pulang kerja itu tidur sebentar baru berangkat lagi kasian kerja," sambung Rushana.
Rushana mengungkapkan, sesaat sebelum insiden yang menewaskan suaminya, ia merasa ada sesuatu yang janggal sehingga mempengaruhi perasaannya.
"Biasanya saya duduk sambil minum kopi sama suami saya, tapi waktu hari tidak ada dan langsung ka masuk kamar baring-baring waktu dia (Azis) mau berangkat kerja," ungkapnya.
Tidak lama berselang, seorang warga pun datang kediamannya menyampaikan kabar buruk. Suaminya, meninggal saat menjalankan tugas pengamanan dalam aksi demo anarkis yang terjadi di kantor Kejari Palopo.
"Ada warga namanya Annang datang dia bilang kalau suami saya masuk rumah sakit dan perasaan saya saat itu tidak enak saya rasakan," ungkapnya.
Rushana menuturkan, saat kejadian suaminya tengah makan saat demo berlangsung. Belum tuntas makanannya, Abdul Azis bersama rekannya langsung sigap ikut melakukan pengamanan.
"Saat dia makan, langsung datang orang demo dan langsung berdiri jalan menuju ke pintu pagar berdua dengan temannya yang na jatuhi kasian pintu sama-sama," ucap Rushana.
Saat mendapat kabar bahwa suaminya menjadi korban insiden, Rushana pun bergegas ke kantor Kejari. Setibanya di lokasi kejadian, ia pun didatangi Kepala Kejari Palopo untuk menguatkan dirinya yang saat itu sedang berduka.
"Kemudian datang pak Kejari (Agus Riyanto), dia bilang 'sabar ki, Bu, yah sabar, saya selaku orang tuanya disini pak Azis dia orangnya baik dan bertanggung jawab'. Kalau saya harapan ku, saya serahkan sama polisi. Insya Allah saya ikhlas," pungkasnya.
Diketahui, polisi sudah menetapkan 11 tersangka buntut kasus demo anarkis yang membuat satpam di kantor Kejari Palopo tewas yang terjadi pada Kamis (21/7) lalu. Ada pun sembilan di antaranya yang sudah ditahan, yakni sembilan tersangka yang ditahan adalah BC, IY, IP, A, S, AD, YP, R dan W.
"Adapun yang sudah kita tetapkan sebagai tersangka berjumlah sembilan orang, adapun dua tersangka lainnya masih dalam pengejaran," ungkap Kasat Reskrim Polres Palopo Iptu Akhmad Risal kepada wartawan, Sabtu (23/7).
Namun Rektor Unanda Annas Boceng membantah tuduhan keterlibatan oknum mahasiswanya saat demo anarkis menewaskan seorang satpam Kejari. Dia pun menegaskan belum ada bukti mahasiswa Unanda terlibat dalam demo anarkis tersebut.
"Kita perlu mengidentifikasi bahwa apakah pelaku itu berasal dari kampus Unanda atau bukan, dan itu belum diketahui karena belum diperiksa kartu identitasnya," kata Annas kepada wartawan, Sabtu (23/7).
(sar/tau)