Mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar bernama Zhifarah Azis Syah Alam (20) meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi pun tengah menyelidiki kasus kematian mahasiswi tersebut.
Insiden tersebut diketahui terjadi di wilayah Bukit Embun Pagi, Lingkungan Butta Toa, Kelurahan Buluttana, Kecamatan Tinggimoncong sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu (24/7/2022). Korban merupakan mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI Makassar.
"Tadi Subuh jam 04.00 Wita kejadiannya," kata Kapolsek Tinggimoncong AKP Jumadi saat dihubungi detikSulsel, Minggu (24/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumadi melanjutkan, saat ini pihaknya sudah memeriksa 3 saksi dari pihak panitia pengkaderan. Semuanya merupakan kalangan mahasiswa.
"Sementara kita periksa semua (saksi). Kita periksa panitianya dan teman-temannya. Cuman baru tiga yang datang, yang lain belum datang. Mahasiswa semua," sebutnya.
Pihaknya pun belum bisa mengambil kesimpulan penyebab kematian Zhafirah. Jenazahnya masih dalam proses visum dan autopsi di Biddokkes Polda Sulsel terkait adanya luka lebam di tubuh korban.
"Jadi dugaan awal mungkin karena kecapean. Saya kurang tau kalau itu (ada luka lebam), tapi kalau ada (unsur kekerasan), kita pasti usut. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan," tegas Jumadi.
Ayah Zhafirah, Abdul Azis mengatakan kematian anaknya baru diketahui pagi tadi sekitar pukul 06.00 Wita dari pihak panitia. Awalnya dia tak percaya, sebab sebelum berangkat anaknya dalam kondisi sehat.
"Pagi tadi saya dapat telepon dari panitianya (yang mengatakan) bahwa anak bapak meninggal dunia. Saya tidak langsung percaya karena ketika anak saya berangkat dilengkapi surat sehat sama dan surat izin mengikuti kegiatan," beber Abdul Azis saat ditemui di bagian Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.
"Saya tanya (panitia), 'tolong video call ini lokasi karena saya takutnya terjebak dengan itu informasi', sempat penipuan atau apa. Dan setelah video call, infonya ternyata benar (Zhafirah meninggal)," sambungnya.
Azis mengatakan permintaan visum dan autopsi di Biddokkes Polda Sulsel sebab dirinya tidak yakin atas kematian anaknya. Dirinya berharap penyebab kematian Zhafirah bisa terungkap.
Adapun hasilnya nanti, Azis mengaku tak begitu mempermasalahkan. Namun jika benar Zhafirah meninggal karena ada usur kekerasan dalam pengkaderan maka pihak kampus UMI Makassar diminta untuk bertanggung jawab dan melakukan evaluasi.
"Persoalan apa penyebabnya nanti apakah karena hipotermia, kedinginan atau apa yang jelas terjawab teka-teki kematian anak saya. Dan tidak ada dugaan saling mencurigai karena ada informasi berbeda antara panitia dengan pihak petugas puskesmas," kata Azis.
"Ke depan juga ini jadi bahan pembelajaran anak-anak mahasiswa yang mengadakan kegiatan, tetap memperhatikan kondisi peserta, utamanya pada kondisi lingkungan dimana diadakan kegiatan itu," sambungnya.
Informasi yang dihimpun, pengkaderan FKM UMI Makassar diikuti sebanyak 61 orang. Terdiri dari 20 orang panitia, 24 orang peserta dan 17 orang pengurus organisasi.
(sar/tau)