Bocah di Tasik Meninggal Usai Depresi gegara Dipaksa Setubuhi Kucing

Berita Nasional

Bocah di Tasik Meninggal Usai Depresi gegara Dipaksa Setubuhi Kucing

Tim detikJabar - detikSulsel
Rabu, 20 Jul 2022 18:22 WIB
Poster
Foto: edit Wahyono
Taksimalaya -

Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten eksplisit tentang perundungan ekstrem yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.

Bocah 11 tahun inisial PH di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi korban perundungan ekstrem dengan cara dipaksa menyetubuhi kucing. Korban akhirnya meninggal dunia setelah sempat sakit keras dan depresi.

Korban merupakan seorang bocah kelas enam SD di Kecamatan Singaparna. Aksi korban yang dipaksa oleh rekan-rekannya untuk menyetubuhi kucing terungkap setelah videonya beredar luas di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua korban, Ad (41) dan Ti (39) pun mengungkapkan pengalaman pahit yang diderita oleh anak keduanya itu. Ti, ibu korban, mengatakan anaknya selalu murung dan melamun dalam beberapa hari terakhir hingga meninggal dunia pada Minggu (17/7/2022).

Kepada ibunya, korban PH mengaku sakit tenggorokan sehingga susah makan dan minum. Kondisi PH kemudian semakin parah setelah mengalami kejang-kejang. Korban bahkan sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

ADVERTISEMENT

"Kalau ke kami ngakunya sakit tenggorokan, dimasukin air aja dimuntahin lagi. Kami bawa ke rumah sakit tapi meninggal dunia," ucap Ti lirih.

Pengakuan Korban tentang Video Perundungan yang Viral

Ti sempat menyaksikan sendiri video perundungan yang menimpa anaknya. Dia pun sempat menanyakan hal itu kepada PH tentang alasan mengapa mau melakukan aksi tersebut.

Korban akhirnya mengungkapkan bahwa dia seringkali mendapatkan paksaan dan pemukulan dari rekan sebayanya.

"Anak saya sering ngaku dipukul sama temannya. Tapi mungkin candaan. Anak saya mainnya jauh Pak. Saya kan ada anak empat jadi susah ngawasinya. Saya juga hancur pak pas lihat videonya," ujar Ti.

Ketua KPAI Tasikmalaya Ato Rinanto mengatakan pihaknya kini sedang memberikan pendampingan dan pemulihan psikologis kepada keluarga korban.




(hmw/nvl)

Hide Ads