Polisi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap motif penganiayaan sadis terhadap JZ (19), remaja yang dicekoki beling hingga mulutnya sobek. Ternyata korban dianiaya secara sadis karena berutang Rp 400 ribu kepada ibu pelaku.
Kasat Reskrim Polres Tana Toraja AKP Sayid Ahmad menjelaskan penganiayaan itu berawal dari pelaku ML menerima telepon dari ibunya di Morowali bahwa telah dianiaya oleh bapaknya karena uang yang dititipkan dipinjamkan ke JZ sejumlah Rp 400 ribu.
Mendengar kabar tersebut, ML langsung mengajak rekannya mendatangi rumah JZ yang berada di Desa Leatung, Kecamatan Sangalla Utara, Tana Toraja, Minggu (3/7) lalu. Kemudian ML langsung menganiaya JZ dengan sadis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penganiayaan itu berawal dari korban meminjam uang ibu ML sebesar Rp 400 ribu dan tak dikembalikan, akibatnya di Morowali ibunya ML dianiaya oleh suaminya," kata AKP Sayid.
"Tidak terima ibunya dipukuli oleh bapaknya karena ulah JZ, pelaku ini langsung mendatangi rumah korban dan menganiaya," sambung Sayid.
ML menganiaya korban dengan sadis yang mana korban disekap dan kedua tangannya diikat lalu dipukuli. Bahkan ML memasukan pecahan kaca ke dalam mulut korban hingga menderita luka sobek. Sementara teman pelaku berinisial RP (15) merekam aksi sadis tersebut.
Sayid mengutarakan, setelah beredarnya video di media sosial dan adanya laporan terhadap penganiayaan itu, pihaknya langsung menyelidiki kasus tersebut.
"Betul kami telah menerima laporan kekerasan itu. Video kekerasannya juga viral di media sosial sehingga kami langsung bergerak," ujarnya.
Tepat sehari setelah kejadian penganiayaan terjadi, Senin (4/7) polisi mengamankan ML dan RP. Saat ini keduanya sudah melakukan pemeriksaan di Mapolres Tana Toraja.
AKP Sayid mengungkapkan, pelaku ML akan dikenakan UU Perlindungan Anak. Sementara RP akan dilakukan diversi karena telah merekam aksi kekerasan tersebut.
"Karena pelaku dan korban masih di bawah umur kami kenakan undang-undang perlindungan anak di bawah umur. Kalau RP dia tidak melakukan penganiayaan hanya merekam saja makanya kita diversi," tandas AKP Ahmad.
(hmw/sar)