Habiskan Uang Kantor Rp 63 Juta untuk Trading, Pria di Lutim Bohong Dibegal

Habiskan Uang Kantor Rp 63 Juta untuk Trading, Pria di Lutim Bohong Dibegal

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Selasa, 21 Jun 2022 12:28 WIB
Ilustrasi Trading
Ilustrasi pria habiskan uang perusahaan Rp 63 juta kemudian ngaku dibegal.
Luwu Timur -

Pria inisial AB (31) di Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) ditangkap polisi atas kasus penggelapan uang perusahaan Rp 63 juta dan digunakan untuk trading forex. Perbuatan AB terungkap setelah dia membuat laporan polisi sebagai korban begal.

"Tersangka dijerat pidana penggelapan dengan membuat laporan palsu," ujar Kapolsek Wotu, Luwu Timur Iptu Syahrir kepada detikSulsel, Selasa (21/6/2022).

Kasus ini bermula saat salah seorang warga melapor ke Polsek Wotu bahwa AB menjadi korban begal di Jalan Poros Dusun Tetetallu, Desa Tarengge Timur, Kecamatan Wotu, Luwu Timur pada Kamis (16/6). Polisi setempat lalu turun tangan ke lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat kami ke TKP dia masih dalam keadaan terjatuh dengan motornya, aktingnya seperti itu. Tapi kami curiga, ada kejanggalan karena saat dia dirampok tidak ada upaya minta tolong dan tidak ada upaya mengejar,' ujar Syahrir.

Sehari kemudian, AB dipanggil menghadap ke Polsek Wotu. Ponsel miliknya kemudian diperiksa.

ADVERTISEMENT

"1 Hari setelah kami terima laporannya, kami curiga makanya kami sita HP-nya kami temukan ternyata dia main investasi-investasi forex itu," kata Syahrir.

Setelah kedoknya terbongkar, AB akhirnya membuat pengakuan memang telah menggelapkan uang perusahaan dengan cara digunakan berinvestasi trading forex.

"Dia sudah top up, sudah berapa kali top up itu Rp 55 juta. Total Rp 63 juta," ujar Syahrir.

Polisi mengatakan AB merupakan karyawan di salah satu perusahaan distributor produk makanan dan minuman di Luwu Timur. AB disebut kebingungan karena waktu penyetoran hasil penagihan sudah tiba namun investasi yang ia lakukan tak menguntungkan.

"Setelah dia top up semua, dia sudah laporkan, input ke kantornya. Tapi materialnya sudah tidak ada makanya dia pusing dia bingung saya mau apa ini, saya sudah mau menghadap di kantor ini dengan jumlah uang seperti itu maka bikin lah rekayasa itu," ungkap Syahrir.




(hmw/nvl)

Hide Ads