Polisi mengatakan pistol yang digunakan oknum Polri menembak mati pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang dibeli dari jaringan teroris. Polisi juga mengungkap pistol tersebut merupakan senjata api pabrikan.
"Jadi hasil pemeriksaan senjata api dari Labfor dapat disimpulkan bahwa senjata api yang digunakan adalah senjata api pabrikan," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana saat jumpa pers di Polrestabes Makassar, Senin (18/4/2022).
Selain senjata api, polisi juga mengamankan barang bukti 85 butir peluru dengan dua jenis kaliber yang berbeda. Menurut Suartana, barang bukti peluru juga merupakan buatan pabrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu juga dengan proyektil yang ditemukan adalah proyektil dari pabrikan," kata Suartana.
Kini, senjata api dan puluhan butir peluru tersebut terungkap sebagai barang bukti pembunuhan berdasarkan hasil pemeriksaan labolatorium forensik (labfor).
"Ini nanti kita sampaikan juga terkait hasil analisa Labfor memang benar senjata ini digunakan untuk melakukan penembakan terhadap saudara Najamuddin Sewang dengan bukti-bukti nanti akan disampaikan," kata Suartana.
Diberitakan sebelumnya, Kasatpol PP Makassar Iqbal Asnan terungkap menjadi dalang penembakan maut petugas Dishub Najamuddin Sewang. Polisi mengatakan ada 4 orang yang membantu Iqbal melakukan pembunuhan.
Salah satunya adalah oknum anggota Polri yang diduga sebagai eksekutor penembakan maut tersebut. Dari kasus pembunuhan ini, polisi memamerkan berbagai macam barang bukti seperti senjata api, peluru, selongsong peluru, motor hingga uang tunai Rp 85 juta.
"(Barang bukti) senjata api serta 53 butir peluru kaliber 38 mm dan kaliber 32 mm dan 3 selongsong peluru air soft.l serta satu proyektil yang ditemukan di dalam tubuh korban," kata Suartana.
Selain itu, polisi juga menyita barang bukti uang tunai Rp 85 juta, 2 unit sepeda motor. Selanjutnya adapula barang bukti sejumlah rekaman CCTV.
"Dapat kita lihat adanya uang sebesar Rp 85 juta di dalam tas hitam, kendaraan roda dua, rekaman CCTV, kita lihat dari 10 titik CCTV yang ada di lokasi," kata Kombes Suartana.
(hmw/nvl)