Kapolres Palopo, AKBP Yusuf Usman, membenarkan hal tersebut. Mereka yang diamankan sebelumnya tergabung dalam massa mahasiswa yang berunjuk rasa.
"Sudah, dek, tadi sore kita lepaskan sebanyak 7 orang yang merupakan mahasiswa," ujar dia saat dihubungi detikSulsel, Minggu (11/4/2022).
Sementara 7 orang lainnya masih menjalani pemeriksaan di Polres Palopo. Mereka masih diperiksa untuk mendalami motif peserta aksi demo yang berujung anarkis.
"Sementara kita interogasi, kita dalami dulu apa motifnya melakukan hal demikian. Nanti kita sampaikan karena masih dalam interogasi semua," urai Yusuf.
Sementara Presma IAIN Palopo Muhaemin mengatakan tengah mengadvokasi 7 mahasiswa lainnya yang masih diperiksa di kepolisian. Pihaknya turut bertanggung jawab lantaran mereka merupakan merupakan dari bagian peserta aksi.
"Ini sementara teman-teman masih upayakan untuk pembebasan 7 peserta aksi lainnya," ucap dia.
Muhaemin mengaku, peserta aksi yang turut diamankan ada yang bukan berstatus mahasiswa. Namun dia berdalih bagian masyarakat yang turut menyuarakan aspirasi.
"Cuman ada beberapa orang yang statusnya bukan mahasiswa masih diamankan. Sebenarnya mereka juga ini adalah peserta aksi dari masyarakat yang terdiri dari beberapa pemuda," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Demo 11 April yang melibatkan mahasiswa dari empat kampus di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) berakhir ricuh. Mahasiswa yang melakukan pelemparan batu dibalas polisi dengan tembakan gas air mata.
Pantauan detikSulsel, sekitar pukul 12.50 Wita, mahasiswa yang awalnya menggelar aksi di depan Kantor DPRD Kota Palopo, Jalan Anggrek, mendesak masuk. Namun karena tidak diizinkan, mahasiswa membongkar paksa pagar kawat berduri hingga berhasil merusaknya.
Melihat kawat berduri dirusak, sejumlah polisi memasuki kerumunan massa untuk menghentikan perusakan namun dihalau mahasiswa. Hingga tiba-tiba terjadi lemparan batu ke halaman kantor DPRD Palopo.
Lemparan batu tersebut lantas dibalas polisi dengan tembakan gas air mata dari arah halaman Kantor DPRD Palopo. Akibatnya mahasiswa kocar-kacir, namun hal itu tak berlangsung lama karena massa kembali lagi ke depan kantor DPRD dengan membawa batu dan melakukan pelemparan.
(sar/nvl)