Polisi mendalami peran selebgram di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Niarisi Bone alias Andi Nia Pakoneri atas tuduhan menggelapkan uang arisan Rp 9,3 juta. Saksi ahli turut dilibatkan dalam perkara ini.
"Masih dalam proses pemeriksaan saksi ahlinya. Dan kita yang tentukan saksi ahlinya. Kita mau tahu jenis transaksinya seperti apa nanti diperiksa secara keseluruhan," kata Kapolres Bone AKBP Ardyansyah kepada detikSulsel Minggu (3/4/2022).
Ardyansyah tak ingin membeberkan lebih jauh siapa dan berapa saksi ahli yang diundang. Namun dia memastikan prosesnya ini terus berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada prinsipnya kita masih melakukan proses penyelidikan. Apakah nanti ada kaitannya dengan tindak pidana penipuan atau penggelapan tunggu saja hasilnya," bebernya.
Sejauh ini dia pun belum ingat persis jumlah korban yang melapor. Termasuk adanya keterlibatan dari Bhayangkari. yang jadi korban kasus arisan online tersebut.
"Ini sementara diperiksa secara keseluruhan. Dan terus kami proses," jelas Ardyansyah.
Diberitakan sebelumnya, selebgram di Bone, Sulsel Andi Niarisi Bone alias Andi Nia Pakoneri dilaporkan ke polisi atas tuduhan menjadi bos arisan online dan menggelapkan dana peserta arisan Rp 9,3 juta. Andi Nia membantah tuduhan itu dan menyerahkan bukti ke polisi.
"Nabilang (dia pelapor bilang) kasus penipuan, tapi nda merasa ka' (saya tidak merasa) menipu, karena sudah saya transfer semua uang arisan sama yang melapor sebelum ada panggilan polisi," kata Andi Nia kepada detikSulsel Minggu (6/3).
Dikatakannya, jenis arisan yang dilakukannya adalah arisan menurun yang ada untung dan rugi. Untuk kloter modal usaha sebanyak Rp 9,9 juta per 10 hari. Ada 22 nama, pembayaran mulai Rp 300 ribu sampai Rp 700 ribu.
"Tinggal pilih mau urutan ke berapa. Setelah full baru ditentukan mau mulai tanggal berapa. Untuk yang melapor di polisi dia ambil dua nomor masing-masing Rp 400 ribu," bebernya.
Sementara member arisan online Nia di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) memilih mundur dari arisan online dan arisan emas. Khawatir tidak dibayar atau pun uang get-nya (yang mendapatkan) dipakai menutupi arisan lain.
"Di grup WhatsApp rata-rata minta balmod (balik modal) semua. Karena kami takut jadi korban penipuan," kata Member Arisan Nia asal Papua, Jeje kepada detikSulsel Minggu (6/3).
Para member arisan mendesak sang owner Andi Nia di grup untuk mengembalikan modalnya. Mereka langsung mengirimkan lampiran rekening untuk segera dikirimkan uangnya kembali.
Andi Nia membuat beberapa kloter arisan. Ada arisan uang yang menurun, dan ada juga arisan emas 5 gram yang jika diuangkan sebanyak Rp 3,5 juta.
"Sebenarnya toh saya yang get tapi owner tidak ada responnya, tidak mau transferkan uangku. Karena para member di grup takut kalau pas get kayak saga juga tidak ditransferkan, jadinya minta balik modal dan berhenti ikut arisan," ungkap Jeje.
(sar/asm)