Kodam XIV Hasanuddin mengungkap pria BS, sopir angkot yang tewas ditusuk Serma DJ di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan residivis kasus pembunuhan anggota TNI. Hal ini terungkap setelah BS diduga mengakui sendiri perbuatannya.
Kapendam XIV Hasanuddin Kolonel Inf Rio Purwantoro mengatakan Serma DJ awalnya menegur BS karena memperbaiki mobil angkotnya di jalan dan menghalangi akses. Saat ditegur, BS malah mengaku pernah membunuh prajurit TNI.
"(BS mengatakan) 'saya baru keluar tahanan, dulu saya bunuh anggota Yonkav bisa saya selesaikan, apalagi orang kayak kamu ini'," kata Kolonel Rio mencontohkan ancaman BS, Sabtu (5/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolonel Rio mengatakan pihaknya mencoba mendalami pengakuan BS. Pengakuan BS diketahui benar pernah terjadi pada tahun 2007 silam.
"Setelah dicek di data base ternyata peristiwa pembunuhan anggota Yonkav oleh saudara BS terjadi pada tahun 2007," ungkapnya.
Sebelumnya, sopir angkot BS awalnya terlibat cekcok dengan oknum anggota TNI Serma DJ di Jalan Rajawali, Makassar, pada Jumat (4/3). Percekcokan itu membuat BS mengejar Serma DJ dan diduga melakukan penganiayaan.
"Serma DJ terpojok dan tidak bisa melarikan diri lagi, saat itulah Serma DJ diserang menggunakan kunci roda mengenai kepala dan ditusuk menggunakan pisau badik," kata Kolonel Rio.
Serma DJ disebut dapat menahan serangan dan langsung merampas pisau BS. Selanjutnya Serma DJ melakukan penikaman.
"Karena merasa terdesak, Serma DJ melakukan pembelaan diri dan berhasil merampas pisau badik milik BS kemudian menusuknya tepat di ulu hati dan BS jatuh terkapar. Begitu juga Serma DJ seketika itu linglung dan jatuh pingsan," katanya.
Akibat kejadian itu polisi militer turun tangan ke lokasi dan mengamankan Serma DJ. Namun tak dijelaskan lebih lanjut mengenai proses hukum Serma DJ.
"(Serma DJ) sementara dalam proses pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
(hmw/sar)