8 Fakta Penyerangan Pos Polantas Sinjai Gegara Oknum TNI-Polri Salah Paham

8 Fakta Penyerangan Pos Polantas Sinjai Gegara Oknum TNI-Polri Salah Paham

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 22 Feb 2022 09:02 WIB
Pos Polantas di Sinjai, Sulsel diserang oknum TNI. (dok. Istimewa)
Foto: Pos Polantas di Sinjai, Sulsel diserang oknum TNI. (dok. Istimewa)
Sinjai -

Bentrok antara oknum aparat TNI vs Polri terjadi dalam insiden penyerangan pos polantas di Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penyerangan ini gegara kesalahpahaman yang pemicunya hal sepele.

Penyerangan Pos Lantas di Jalan Persatuan Raya dekat Kompleks Pasar Sentral Sinjai, Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara itu terjadi pada Minggu (20/2/2022). Dirangkum detikSulsel, berikut 8 fakta dibalik penyerangan pos polantas di Sinjai.

1. Berawal Salah Paham Depan Mapolres Sinjai

Insiden penyerangan pos polantas di Sinjai berawal dari hal sepele. Oknum TNI yang melakukan penyerangan sempat bersitegang sebelumnya dengan anggota Polri lantaran ditegur beberapa kali melintas bolak-balik di depan pos polantas dengan menggeber-geber gas motornya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya jam 11 (siang) lewat. Berapa (kali) lewat di depan Polres, balap-balap (motor), 2 kali bolak-balik terus ditegur sama anggota yang jaga di sana," sebut Kasat Lantas Polres Sinjai Iptu Idris, Minggu (20/2).

Awalnya oknum TNI tersebut hendak menjemput kekasihnya yang tinggal di sekitar Stadion Mini Andi Bintang. Ke lokasi itu melewati jalur Polres Sinjai.

ADVERTISEMENT

"Ternyata anggota polisi (yang terlibat bentrok) anak tentara juga, dia sudah tahu. Ditelusuri ini cewek pacarnya tentara ini ternyata keluarganya polisi (yang terlibat konflik)," urai Idris.

2. Ada Aksi Saling Kejar hingga Perbatasan

Setelah seorang oknum anggota TNI bolak-balik menggeber sepeda motornya dengan kencang di depan Polres Sinjai. Polisi yang berjaga lantas menegurnya pertama kali, namun masih tetap dilakukan.

"Terus balik kedua kalinya, pas dia tancap (gas motor), dikejar. Terus didapat di jalan daerah perbatasan (Sinjai-Bone) di Kajuara, kemudian bersitegang di sana dengan anggota (polisi)," ungkap Kasat Lantas Polres Sinjai, Iptu Idris, Minggu (20/2).

Keduanya sempat membubarkan diri setelah itu. Hanya, tidak lama berselang oknum anggota TNI ternyata mengadu ke rekannya bahwa dia baru saja dikeroyok polisi.

3. Pos Polantas Sinjai Rusak Parah

Imbas kejar-mengejar dan cekcok berbuntut panjang. Oknum TNI tak terima dan dia lantas menelpon rekan sesama TNI-nya. Dia mengaku dikeroyok aparat Polri yang mengejarnya tersebut.

Oknum TNI kemudian mendatangi pos polantas bersama rekan-rekannya. Setibanya di lokasi, mereka langsung masuk dan mengobrak-abrik pos dengan cara menendang dan memukul pakai helm. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam penyerangan ini.

Pos polantas jadi sasaran. Poslantas Sinjai mengalami kerusakan mulai dari kaca jendela pecah hingga beberapa kursi plastik patah. Dari video yang beredar pelaku mendatangi pos polantas tersebut dengan menggendarai sepeda motor.

"Diamankanmi pelakunya. Pelaku utamanya yang balap di depan polres. Sudah diambil alih oleh Kapolres. Tadi cuma ada miskomunikasi saja," kata Kasat Lantas Polres Sinjai, Iptu Idris.

4. Satpam Nyaris Jadi Korban Salah Sasaran

Penyerangan oknum TNI ke pos polantas di Sinjai menghebohkan dan sempat membuat warga sekitar panik. Seorang satpam bank nyaris menjadi korban.

Dia memang berada tidak jauh dari lokasi penyerangan Pos Polantas. Seragam yang digunakan menyerupai anggota polisi, sehingga hampir diserang.

5. Curhat Pemilik Warung HP-nya Disita

Philipus, salah seorang pemilik warung di Pasar Sentral Sinjai menjadi saksi mata penyerangan pos polantas di Sinjai. Namun handphone (hp) miliknya disita oleh oknum penyerang pos polantas dan sampai saat ini belum dikembalikan.

"Saat kejadian kemarin saya berada di warung, ada suara berteriak dan mengamuk, pas saya keluar saya liat itu orang banyak. Saya di depan warung pegang hp lalu merekam video," ungkap Philipus Senin (21/2/2022).

Dia kemudian lari bersembunyi karena ada pelaku penyerangan pos mendatangi tempat jualannya yang berada di belakang pos polisi tersebut.

"Pas dilihat saya ambil gambar na (dia) buru (saya) ma. Masuk ma bersembunyi, dan saya simpan HP di atas lemari. Itu mi HP-ku yang diambil. Orangnya bawa double stick," tambahnya.

Dia mengaku sudah mencari tahu keberadaan HP-nya ke pihak Kodim. Pihak Kodim menjanjikan mengembalikan HP miliknya bila benar anggota TNI yang menjadi pelaku penyitaan HP-nya.

"Di HP saya tersimpan banyak nomor-nomor penting. Termasuk nomor pelanggan saya. Sampai sekarang saya belum bisa menghubungi pelanggan ini kodong," bebernya.

6. Rapat Tertutup Redam Situasi

Pasca-insiden, kedua kubu TNI mau pun Polri sepakat untuk kerja sama menjaga kondusivitas. Aparat TNI-Polri langsung menggelar pertemuan menindaklanjuti insiden itu.

"Ini masih ada ki' semua (rapat) di Hotel Rofina ini. Dandenpom, Dandim, Danyon-nya 726, Denpom Bone sama Kabagops waka saya, itu anggota intel," sebut Kasat Lantas Polres Sinjai, Iptu Idris yang dihubungi detikSulsel, Minggu (20/2).

Penyelesaian masalah penyerangan Pos Polantas di wilayahnya sudah diambil alih pimpinan TNI-Polri di Sinjai untuk diselesaikan.

"Ini masalah sudah diambil alih pimpinan dan sudah diredam, situasi dan kondisi Sinjai aman terkendali, sudah dilaporkan ke Pimpinan atas. Kasatlantas diperintahkan perbaiki pos seperti semula, jangan ciptakan suasana (tidak kondusif)" katanya.

7. Kronologi Versi Kapendam Hasanuddin

Kasus ini sudah ditangani pihak berwenang dari kedua pihak. Penyerangan diawali kesalahpahaman antara seorang anggota TNI dengan oknum anggota Polres Sinjai.

Bentrok antara anggotanya dengan sejumlah oknum Polres Sinjai itu bermula pada Minggu (20/2) sekitar pukul 11.40 Wita, dimana Pratu IS bersama seorang wanita inisial NA mengendarai mobil melintas di depan Mapolres Sinjai. Seketika terjadi kesalahpahaman antara Pratu IR dengan anggota Polres Sinjai Aipda IR.

"Dari hasil pemeriksaan bahwa pada pukul 11.40 Wita, Saat Pratu IS bersama Sdri. NA melintas di depan Polres Sinjai menggunakan kendaraan roda empat, tiba-tiba personel Polres Sinjai Aipda IR berteriak dengan mengeluarkan perkataan kotor, kemudian Pratu IS berhenti. Ketika itu Pratu IR melihat 4 orang tidak dikenal (OTK) menuju ke mobilnya selanjutnya terjadi insiden kesalapahaman (pemukulan)," jelasnya.

Imbas cekcok ini, Pratu IS mengalami luka gores pada bagian kepala, luka lebam pada bagian jari telunjuk dan jari kelingking, serta tumit. Kini kasus ini sudah ditangani dan penyelesaiannya akan dilakukan secara objektif dalam bentuk investigasi. Rio meminta semua pihak untuk tidak terpancing provokasi.

8. Kasus Hukum Lanjut Meski Damai

Setelah dimediasi, kedua belah pihak yang terlibat cekcok akhirnya berujung damai. Namun proses hukum atas insiden ini masih berjalan.

Ini ditandai dengan penandatanganan komitmen damai di Kodim 1424/Sinjai, Minggu malam (20/2/2022).

"Walau pun semua sudah diadakan pendekatan atau pun damai, tetap ini dari kita tetap melanjutkan dengan investigasi," ujar Kapendam XIV/Hasanuddin Kolonel Inf Rio Purwantoro kepada detikSulsel, Senin (21/2)

Pengusutan tetap dilakukan untuk mencari penyebab kesalahpahaman antara Pratu IS (anggota Yonif 726/Tm) dan Aipda IR (anggota Polres Sinjai). Investigasi mendalam dilakukan secara objektif baik dari Polda Sulsel dan Kodam XIV/Hasanuddin.

"Ini akan dilanjutkan untuk investigasi untuk mengecek kebenaran yang sesungguhnya. Jadi ditangani oleh pihak-pihak terkait khususnya juga dari POM (Polisi Militer)," sebut Rio.

Pihaknya memastikan, sampai hasil invetigasi itu selesai, situasi pasca-penyerangan Polantas Sinjai terkendali. Semua pihak baik TNI-Polri situasi kondusif.

"Alhamdulillah, ini sudah bisa kita terima semuanya, tanggulangi, masing-masing pihak juga sudah saling menjaga, saling menyadari lah, mengerti. Insyaallah, aman," tegasnya




(sar/nvl)

Hide Ads