Besok Puasa Tarwiyah 2024! Ini Niat dan Tata Caranya

Besok Puasa Tarwiyah 2024! Ini Niat dan Tata Caranya

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Jumat, 14 Jun 2024 23:00 WIB
Ramadan lantern by the open window. Beautiful Greeting Card with copy space for Ramadan and Muslim Holidays. An illuminated Arabic lamp. Mixed media.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaSid)
Makassar -

Puasa Tarwiyah merupakan salah satu puasa sunnah yang dianjurkan dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Dalam penanggalan Masehi, pelaksanaan puasa Tarwiyah ini bertepatan dengan tanggal 15 Juni 2024, esok hari.

Umat muslim yang ingin melaksanakan puasa sunnah ini, perlu berniat. Lantas, bagaimana bacaan niat puasa Tarwiyah?

Berikut ini bacaan niatnya dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya, beserta tata cara pelaksanaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk disimak!

Niat Puasa Tarwiyah

Melansir dari NU Online, niat puasa Tarwiyah dianjurkan dibaca pada malam hari. Berikut ini niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Arab Latin: Nawaitu shauma tarwiyatin sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: Saya berniat puasa tarwiyah sunnah karena Allah.

Jika seseorang ingin melaksanakan puasa Tarwiyah namun lupa membaca niat pada malam harinya, maka ia boleh melafalkan niat pada pagi-siang harinya.

Niat puasa Tarwiyah pagi-siang hari ini dapat dibaca sampai sebelum tergelincirnya Matahari (Waktu dzuhur), selagi belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Berikut niat puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah di siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta'âlâ."

Tata Cara Puasa Tarwiyah dan Arafah

Berikut tata cara jika ingin mengerjakan puasa Tarwiyah dan Arafah:

1. Melafalkan Niat

Niat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat dilakukan sejak malam hari hingga siangnya, sebelum masuk waktu zawal atau saat matahari tergelincir ke barat, dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.

2. Makan Sahur

Makan sahur utamakan dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

3. Menahan Diri

Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum dan lainnya.

4. Menjaga Diri

Tidak hanya menahan diri, tetapi juga menjaga diri dari hal-hal yang bisa membatalkan pahala puasa, seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)

Artinya: "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan" (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, h. 186).

5. Segera Berbuka Puasa

Bagi yang menjalankan puasa, sebaiknya menyegerakan untuk berbuka puasa, yakni saat tiba waktu maghrib.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah termasuk salah atu puasa yang memiliki keutamaan luar biasa berupa ganjaran pahala yang besar dari Allah SWT. Dilansir dari laman Baznas, seseorang yang mengerjakan puasa Tarwiyah akan mendapatkan pahala kesabaran seperti Nabi Ayub AS.

Keutamaan itu disandarkan pada hadis riwayat Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Munkhatab Al-Nafais berikut:

"Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam."

Hukum Puasa Tarwiyah

Terkait hukum melaksanakan puasa Tarwiyah ini, terdapat perbedaan pendapat dari kalangan ulama. Sebagian ulama menganjurkannya sebagian lagi menilai puasa ini tidak disyariatkan.

Menurut laman Almanhaj, puasa Tarwiyah hukumnya bid'ah. Sebab hadis yang dijadikan sandarannya adalah hadis palsu atau maudhu'.

Hadis tersebut adalah sebagai berikut:

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

Artinya: "Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun."

Hadits ini dinilai derajatnya maudhu. Sehingga tidak bisa dijadikan sandaran.

Namun demikian, dijelaskan oleh Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV berjudul 'Puasa Tarwiyah | Buya Yahya', puasa di hari Tarwiyah tetap diperbolehkan karena termasuk dalam 10 hari awal Dzulhijjah yang sangat diagungkan. Adapun sepuluh hari awal Dzulhijjah ini merupakan hari yang paling baik untuk beramal saleh.

"Maka di hari Tarwiyah kalau bisa berpuasa, besoknya Arafah. Dan puncaknya memang puncaknya besok di Arafah," ujar Buya Yahya yang dikutip pada Jumat (14/06/2024).

"Termasuk Tarwiyah ini juga karena bagian dari sepuluh awal Dzulhijjah maka dianjurkan Anda berpuasa, bersedekah, silaturahmi, bertasbih, bertahlil, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, dijelaskan dalam hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa sepuluh hari awal Dzulhijjah merupakan hari yang istimewa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut yang dikutip dari NU Online Jakarta:

يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء

Artinya: "Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : 'Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah, 'Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa." (HR Bukhari).

Demikianlah ulasan lengkap terkait puasa Tarwiyah, mulai dari niat, tata cara, hukum, dan keutamaannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads