- Amalan Sunnah Sebelum Sholat Idul Fitri 1. Mandi dan Mensucikan Diri 2. Mengenakan Pakaian Terbaik dan Wangi-wangian 3. Makan Sebelum Shalat Idul Fitri 4. Berjalan Kaki ke Masjid dan Melewati Jalan yang Berbeda Saat Pulang 5. Mengumandangkan Takbir
- Amalan Sunnah Setelah Shalat Idul Fitri 1. Mendatangi Tempat Keramaian 2. Mengunjungi Rumah Sahabat 3. Berbagi Ucapan Selamat (Tahniah)
Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Di hari ini, umat Islam berbondong-bondong untuk mengerjakan shalat Idul Fitri sebagai wujud kemenangan.
Namun sebelum melakukan sholat di Hari Raya ini, ada beberapa amalan sunnah yang dapat dikerjakan seorang muslim. Hal ini untuk menyempurnakan amalan di hari yang suci ini.
Lantas, apa saja amalan sunnah sebelum sholat Idul Fitri yang dianjurkan Rasulullah SAW? Berikut uraian selengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amalan Sunnah Sebelum Sholat Idul Fitri
Melansir dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Jakarta, sebelum berangkat untuk mengerjakan shalat Idul Fitri, umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan beberapa amalan-amalan sunnah berikut ini:
1. Mandi dan Mensucikan Diri
Salah satu amalan sunnah yang paling dianjurkan adalah mandi dan mensucikan diri. Setelah mandi juga dianjurkan untuk mensucikan diri dengan mengambil air wudhu.
Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, kesunnahan mandi ini tak cuma dianjurkan kepada mereka yang ingin shalat, melainkan juga bagi wanita yang sedang haid atau nifas dan tidak menghadiri shalat Id. Hal ini disebutkan dalam kitab Al-Muwatha' sebagai berikut,
ﺭﻭﻯ ﻣﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﻄﺮ، ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻐﺪﻭ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺼﻠﻰ
Artinya: "Imam Malik meriwayatkan bahwa Ibnu Umar mandi keramas saat Idul Fitri sebelum berangkat ke tempat salat." (kitab Al-Muwatha')
Adapun tata cara mengerjakan mandi Idul Fitri ini adalah sebagai berikut:
- Membaca niat mandi sunnah Idul Fitri, sebagai berikut:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu ghusla 'iidilfithr sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku niat mandi Idul Fitri, sunnah karena Allah ta'ala. - Membaca basmalah dan berdoa memohon perlindungan Allah dari godaan syaitan.
- Mencuci kedua telapak tangan hingga bersih.
- Mencuci kemaluan dan bagian tubuh yang terkena najis jika ada.
- Berwudhu seperti wudhu untuk sholat.
- Mencuci seluruh badan mulai dari kepala hingga kaki dengan air yang bersih dan suci.
- Mengusap seluruh badan dengan tangan untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewatkan.
2. Mengenakan Pakaian Terbaik dan Wangi-wangian
Hari Raya Idul Fitri adalah hari raya kemenangan di hari yang suci. Karena itu, seseorang hendaknya mengenakan pakaian terbaiknya serta menghias diri dengan baik.
Bagi seorang laki-laki juga dianjurkan untuk memakai wangi-wangian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim bahwa, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa keluar ketika Shalat Idul Fithri dan Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik".
3. Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Selanjutnya, sebelum berangkan shalat Idul Fitri seorang muslim juga dianjurkan untuk makan terlebih dahulu. Hal inilah yang membedakan shalat Idul Fitri dengan shalat Idul Adha, di mana pada shalat Idul Adha tidak dianjurkan untuk makan.
Ini dimaksudkan bahwa pada saat Hari Raya Idul Fitri umat Islam tidak lagi melakukan ibada puasa seperti pada bulan Ramadhan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
"Rasulullahﷺ biasa berangkat Salat Ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari Salat Ied baru beliau menyantap hasil qurbannya."
4. Berjalan Kaki ke Masjid dan Melewati Jalan yang Berbeda Saat Pulang
Pada saat berangkat shalat Idul Fitri di masjid maupun di lapangan seorang muslim dianjurkan untuk berjalan kaki. Dan ketika ia pulang ke rumah, maka dianjurkan untuk melewati jalan yang berbeda.
Hal ini bertujuan agar dalam perjalanan ia bisa bertemu dengan banyak orang dan saling bersilaturahmi.
Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Jabir sebagai berikut,
كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika shalat 'ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang."
Dan juga hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat shalat 'ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki".
5. Mengumandangkan Takbir
Sebelum shalat Idul Fitri, umat muslim juga dianjurkan untuk membaca dan mengumandangkan takbir (takbiran).
Para ulama berpendapat bahwa takbir Idul Fitri dapat digaungkan sejak malam setelah masuk waktu Magrib. Ada pula yang berpendapat bahwa takbir bisa dikumandangkan di pagi hari ketika hendak menuju lokasi shalat Idul Fitri.
Adapun lafadz takbiran yang dapat dibaca yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
"Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd".
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah-lah segala puji".
Amalan Sunnah Setelah Shalat Idul Fitri
Tak hanya sebelum shalat, setelah melaksanakan shalat Idul Fitri juga terdapat sejumlah amalan-amalan sunnah yang dapat dikerjakan. Dikutip dari laman Kemenag, berikut beberapa amalan sunnah yang dianjurkan:
1. Mendatangi Tempat Keramaian
Hal ini didasarkan pada suatu riwayat, di mana pada suatu ketika saat Hari Raya Idul Fitri, Rasulullah SAW menemani Aisyah RA mendatangi sebuah pertunjukan tombak dan tameng.
Bahkan saking asyiknya, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sampai mendongakkan kepada di atas bahu Rasulullah SAW sehingga ia bisa menyaksikan pertunjukan tersebut.
2. Mengunjungi Rumah Sahabat
Di Indonesia sendiri, saling bersilaturahmi dan berziarah ke rumah keluarga atau kerabat lain di Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi. Hal ini dilakukan untuk saling bermaaf-maafan dan mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.
Namun, ternyata hal ini telah dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Saat Idul Fitri, Rasulullah SAW pun mengunjungi rumah sahabat-sahabatnya. Demikian pula para sahabat akan berkunjung ke rumah Rasulullah SAW.
Pada kesempatan ini, Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya akan saling mendoakan kebaikan satu sama lain. Persis seperti yang dilakukan umat muslim pada umumnya hari ini.
3. Berbagi Ucapan Selamat (Tahniah)
Seperti diketahui, Hari Raya Idul Fitri adalah hari penuh dengan kemenangan. Karena itu, dianjurkan untuk saling memberikan selamat dengan sesama muslim lainnya.
Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya dahulu. Diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim tentang kisah taubatnya Ka'ab bin Malik ketika ia absen dari perang Tabuk. Mendengar pertaubatan tersebut, Talhah bin Ubaidillah pun memberinya ucapan selamat.
Syekh Abdul Hamid al-Syarwani menegaskan:
ـ (خَاتِمَةٌ) قَالَ الْقَمُولِيُّ لَمْ أَرَ لِأَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِنَا كَلَامًا فِي التَّهْنِئَةِ بِالْعِيدِ وَالْأَعْوَامِ وَالْأَشْهُرِ كَمَا يَفْعَلُهُ النَّاسُ لَكِنْ نَقَلَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ عَنْ الْحَافِظِ الْمَقْدِسِيَّ أَنَّهُ أَجَابَ عَنْ ذَلِكَ بِأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَزَالُوا مُخْتَلِفِينَ فِيهِ وَاَلَّذِي أَرَاهُ مُبَاحٌ لَا سُنَّةَ فِيهِ وَلَا بِدْعَةَ
"Sebuah penutup. Al-Qamuli berkata, aku tidak melihat dari para Ashab (ulama Syafi'iyah) berkomentar tentang ucapan selamat hari raya, beberapa tahun dan bulan tertentu seperti yang dilakukan banyak orang. Tetapi al-Hafizh al-Mundziri mengutip dari al-Hafizh al Maqdisi bahwa beliau menjawab masalah tersebut bahwa orang-orang senantiasa berbeda pendapat di dalamnya. Pendapatku, hal tersebut hukumnya mubah, tidak sunnah, tidak bid'ah."
وَأَجَابَ الشِّهَابُ ابْنُ حَجَرٍ بَعْدَ اطِّلَاعِهِ عَلَى ذَلِكَ بِأَنَّهَا مَشْرُوعَةٌ وَاحْتَجَّ لَهُ بِأَنَّ الْبَيْهَقِيَّ عَقَدَ لِذَلِكَ بَابًا فَقَالَ بَابُ مَا رُوِيَ فِي قَوْلِ النَّاسِ بَعْضِهِمْ لِبَعْضٍ فِي الْعِيدِ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَسَاقَ مَا ذَكَرَهُ مِنْ أَخْبَارٍ وَآثَارٍ ضَعِيفَةٍ لَكِنَّ مَجْمُوعَهَا يُحْتَجُّ بِهِ فِي مِثْلِ ذَلِكَ
"Al-Syihab Ibnu Hajar setelah menelaah hal tersebut menjawab bahwa tahniah disyariatkan. Beliau berargumen bahwa al-Baihaqi membuat bab tersendiri tentang tahniah, beliau berkata; bab riwayat tentang ucapan manusia satu kepada lainnya saat hari raya; semoga Allah menerima kami dan kalian;. Ibnu Hajar menyebutkan statemen al-Baihaqi tentang hadits-hadits dan ucapan para sahabat yang lemah (riwayatnya), akan tetapi rangkain dalil-dalil tersebut bisa dibuat argumen dalam urusan sejenis tahniah ini".
Nah, itulah beberapa amalan sunnah sebelum shalat Idul Fitri dan setelahnya yang dapat dikerjakan untuk menyempurnakan ibadah di hari kemenangan. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/alk)